Cerita Dewasa dibawah ini dibuat oleh dikiriku sendiri yang menceritakan pengalaman tentang cerita dewasa istriku yang ngentot dengan lelaki idaman lain ohhh damn…. kenapa ini bisa terjadi dengan diriku sedih banget rasanya, agar tidak penasaran kita mulai saja cerita ngentot berikut ini, Aku sudah lama mencurigai hal ini, awalnya aku pikir itfu hanya kecurigaanku semata yang dipengaruhi oleh fantasiku sendiri. Karena aku memang sering berkhayal istriku yang cantik dan seksi ini bercinta dengan lelaki lain, memang kuakui aku menjadi sangat birahi jika berfantasi demikian, aku menikmati khayalanku itu meski tiap kali selesai memikirkan itu aku sering merasa berdosa, namun tetap aja aku sering berkhayal yang aneh aneh tentang istriku. Tetapi belakangan aku curiga istriku benar benar selingkuh dengan seseorang. Aku sangat yakin kecurigaanku kali ini bukan karena diarahkan oleh khayalanku semata, aku sangat yakin ada sesuatu yang terjadi aniktara istriku, anik, dengan Wika, tetanggaku yang baru 2 bulan menempati rumah kontrakan di sebelah rumah kontrakan kami.
Sudah
berkali-kali pikiran itu kutampik, karena dulu aku pernah mencurigai istriku
dan ternyata itu hanya kecurigaan semata, aku sadar aku sering berkhayal yang
tidak tidak tentang istriku, aku takut jika kali ini hanya didorong oleh
khayalanku itu.
Sampai 5
hari sebelum hari aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kecurigaan semakin
berdasar. Hari minggu pagi itu, aku melihat istriku yang sedang menjemur
pakaian di belakang rumah, dari jendela belakang bisa kulihat istriku sedang
menjemur pakaian, tetapi sambil tersenyum malu malu, aku heran dia tersenyum
pada siapa, kuperhatikan dibelakang rumah sebelah, disitu ada Wika yang sedang
berdiri memandangi istriku sambil memainkan mata dan bertingkah mesum menggoda
istriku, kulihat lagi reaksi istriku, anik malah tersenyum, malah ikut
memainkan mata membalas godaan Wika. Kuusap usap mataku, aku takut itu hanya
khayalanku, dan tidak salah lagi mereka saling menggoda dari jarak 6 meter.
Sebelumnya
perlu aku bercerita, kalau aku dan istriku mengontrak salah satu kontrakan dari
dua paviliun rumah yang ada. Rumah kontrakan yang kami kontrak berdempet dengan
sebuah rumah yang dikontrak Wika dan istrinya. Meski halamn belaknag rumah
paviliun itu ditembok setinggi 2 meter namun tidak ada pembatas pada halaman
belakang yang memisahkan halaman belakang kami dan halaman belakang keluarga
Wika.
Wika juga
sudah memiliki istri bernama Mulan, yang bekerja disebuah rumah sakit sebagai
perawat, sedangkan Wika sendiri bekerja disebuah perusahaan swasta. Demikian
halnya juga Wika yang merupakan pasangan muda, baru 8 bulan menikah. Aku dan
istriku juga termasuk pasangan muda, baru sekitar 1 tahun kami menikah, aku dan
anik, istriku, memang belum berencana punya momongan, selain karena umur kami
masih muda, aku 26 tahun dan istriku 23 tahun. Kami juga berniat untuk
mempersiapkan banyak hal, agar anak kami nantinya lahir dimana keadaan kami
sudah mapan.
Aku sendiri bekerja disebuah
perusahaan swasta, dan istriku bekerja disebuah yayasan pendidikan sebagai
seorang counselor.
Hari itu
aku benar benar menjadi sangat curiga ada apa apa antara istriku dengan
tetanggaku itu, sudah 3 hari berturut-turut aku memperhatikan tingkah laku
istriku, tidak ada yang berubah dari perlakuannya kepadaku, bahkan diatas
ranjang. anik selalu dengan senang hati meladeni cumbuanku diatas ranjang
tetapi sudah berkali-kali aku menangkap mata anik saling bertatapan dengan
Wika, dari tatapan mata anik aku tahu ada sesuatu antara mereka. Kecurigaanku
terhadap istriku tidak dapat kupungkiri, aku harus menjawab pertanyaan besar
yang mengusik pikiranku selama beberapa hari.
Apalagi
anik, istiku punya catatan buruk di mataku. Perjalanan cinta kami samapai ke
pelaminan bukanlah mulus, sebelumnya anik pernah selingkuh ketika kami pacaran.
Karenanya kami sempat putus, waktu itu aku tidak bisa menerima setelah
mengetahui kalau perselingkuhannya sudah keterlaluan dan terlalu jauh, anik
sendiri mengakui kalau dia sudah ngentot dengan selingkuhannya. Aku sangat
terpukul waktu itu, padahal aku bisa menerima meski aku tahu sebelum kami
pacaran dia sudah kehilangan keperawanannya dengan pacarnya sebelum aku. Sampai
akhirnya kami bertemu kembali 2 tahun setalahnya, setelah 1 tahun merangkai
ikatan cinta kami bertekad untuk menikah.
Kembali ke cerita ngentot setelah
kami menikah.
Hingga
akhirnya suatu hari, aku menjadi sangat yakin sekali, sepulang aku bekerja hari
jumat itu, aku sampai dirumah sekitar jam 6 sore. Aku mengetuk rumah tetapi
tidak ada yang menjawab, kudengar ada suara percikan air dari dalam rumah.
“Sepertinya anik sedang mandi”,
pikirku.
Maka aku
mencoba membuka pintu rumah melalui jendela dengan menjulurkan tanganku
kedalam, untung saja berhasil karena jarak jendela dengan pintu dekat. Aku
masuk kedalam rumah, memang benar istriku sedang mandi,
“Kamu lagi mandi sayang?”, kataku
ketika tiba tepat didepan kamar mandi yang pintunya ditutup.
‘iyah’, jawab anik dari dalam kamar mandi.
‘iyah’, jawab anik dari dalam kamar mandi.
Kemuanik
aku kedapur untuk mengambil segelas air minum, ketika sedang meneguk segelas
air, aku lihat pintu belakang sedikit terbuka, kecurigaanku timbul lagi, jangan
jangan sudah terjadi sesuatu sebelum aku pulang, kecurigaanku beralasan, selain
pintu yang tidak biasanya terbuka, apalagi istriku orang yang teliti masalah
keamanan rumah, biasanya dia selalu mengunci pintu rumah jika sendirian
dirumah. Kemuanik aku melihat ruang tamu, aku lihat sofa diruang tamu
berantakan, ada gelas diatas meja, bantal sofa yang terjatuh berserakan
dilantai dan susunan sofa yang bergeser. Aku tahu istriku tipe wanita yang
sangat pembersih, rapi, dia tidak suka melihat ada yang berantakan dirumah.
Aku benar
benar yakin pasti ada sesuatu yang terjadi sebelum aku sampai dirumah,
terbersit dibenakku untuk melihat tempat pakaian kotor didepan kamar mandi. Aku
buka tutup ember tempat pakaian kotor, dibagian atasnya aku lihat tanktop dan
mini pants istriku yang aku tahu dikenakannya tadi pagi, aku ambil,
kuperhatikan dengan seksama, mataku menangkap sebuah bercak lendir yang belum
mengering di tanktop itu, jantungku berdegup kencang.
Dengan penuh rasa penasaran aku cium
bercak itu,
“ini sperma…’, teriakku dalam hati.
Aku
yakinkan lagi dengan mencium ulang noda lendir itu, tidak salah lagi itu cairan
sperma, kupegang, licin dan kental, pasti belum lama. Dikepalaku berseliweran
kronologis, mungkin sebelum aku datang tadi istriku bercinta dengan seseorang
dan melap sperma dengan tanktopnya, aku buka lipatan tanktop itu, ada celana
dalam thong istriku didalamnya, aku sedikit heran.
“Thong?”,
untuk apa istriku memakai celana dalam model thong sepulang kerja, karena dia
biasanya hanya mengenakannya jika kami lagi jalan jalan keluar (itu pun kalau
dia lagi mood, atau ketika kami ingin bercinta atau aku memintanya
mengenakannya.
Aku
bertanya tanya dalam hati, aku sentuh bagian celana dalam yang melekat di
vagina istriku, “basah? berlendir?”, pikirku setelah menyentuh bagian celana
dalam yang menempel di vagina. Aku yakin istriku pasti tadi benar benar birahi
sampai sampai celana dalamnya penuh dibasahi lendirnya.
Dugaanku
90% mengatakan istriku telah berselingkuh, tapi dengan siapa? anik tidak punya
banyak kenalan di kota ini, dari pagi sampe jam 3 sore dia bekerja. Biasanya
dia sampai dirumah sekitar jam 3.30. Aku teringat akan apa yang belakangan aku
curigai, kecurigaanku mengarah pada Wika, tetanggaku, aku langsung keluar
menuju halaman belakang rumah. Kudengan ada suara percikan air dari kamar mandi
rumah sebelah, berarti ada yang mandi disana. Kecurigaanku beralasan, aku yakin
Wika juga sedang mandi, karena istrinya mungkin sedang dinas sore di rumah
sakit.
Hari itu
aku berusaha menahan kecurigaanku, meksi perasaanku kacau aku mencoba bersikap
seperti biasa, istriku sempat menanyakan kenapa aku kelihatan gusar, aku
beralasan kalau stress karena banyak kerjaan di kantor. Malamnya belum ada
pukul 9, anik sudah tidur, aku yakin dia kelelahan bercinta, siaaal.
Esok
harinya sabtu, aku libur demikian juga istriku, hari itu kami berencana untuk
pergi mengunjungi rumah seorang teman dan pulang ke rumah sekitar jam 9 malam,
malam itu aku dan anik bercinta, tidak ada yang berubah dengan perlakuannya,
seperti biasanya anik dengan penuh birahi meladeniku, bahkan malam itu dia
orgasme sampai 3 kali. Desahan, erangan, tubuh mulus dan montoknya semakin
membuatku tidak rela ada orang lain yang dapat mencumbuinya. Gilanya pikiran
itu membuatku semakin bersemangat memacu penisku. Dan setelah itu kami tertidur
lelap. Keesokan paginya, hari minggu pagi, aku lihat Wika mengantar istrinya
bekerja ke rumah sakit, Mulan pasti dinas pagi.
Tiba-tiba
terbersit dibenakku untuk menjawab apa yang menggangu pikiranku. Aku harus
menjebak mereka, aku mulai mengatur siasat untuk pura pura pergi keluar rumah,
dan meyakinkan istriku aku berada diluar rumah untuk waktu yang cukup lama, aku
berpikir keras mencari cari alasan. Bingunggg!!!
“Ntar jam
10 aku mau ke rumah bos, si bos tadi telepon aku, dia minta aku nemanin dia ama
rekan bisnis untuk makan siang, ga pa pa ya sayang?”, kataku mesra sambil
memelik tubuh sintalnya disofa. “Lho? kok tiba tiba aja bang?”, tanya
istriku”seharusnya bukan aku yang nemanin tapi indra, tapi indra katanya tadi
pagi telpon bos kalo dia ada urusan keluarga yang penting banget, jadi bos
minta aku yang gantiin”, kataku
“Ya udah, ntar pulang jam berapa?”,
kata anik kemuanik, aku yakin didalam pikirannya sedang merencanakan sesuatu.
“mungkin sampe sore karena harus nemanin
tamu ke Lembang ketemu bos lagi”, kataku.
Sekitar
pukul 9.30 aku bersiap untuk pergi dengan sepreda motorku, didepan rumah saat
berangkat aku bertemu dengan Wika. Wika sempat bertanya aku mau kemana, aku
bilang aja mau pergi urusan kerja, dia terlihat biasa aja menanggapinya. Kami
sempat ngobrol sebentar, kemuanik aku pamitan ke anik sebelum pergi. Kupikir
jika memang ada sesuatu terjadi aniktara mereka, maka akan terjadi setelah aku
pergi, karena kepergianku cukup lama, sekitar 4 jam lebih.
Aku kemuanik
melaju sepeda motorku, memutar jalan protokol yang tidak jauh rumahku, kemuanik
sekitar 15 menit berputar, aku mengarahkan kembali sepeda motorku kembali ke
arah rumah. Sesampainya di jalan masuk ke gang rumahku, aku sengaja memarkirkan
motor didepan sebuah toko didepan gang. Aku kemuanik kembali menyebrangi jalan,
memasuki gang rumah yang lumayan lebar. Rumahku berjarak sekitar 100 meter dari
jalan besar, aku terus melangkahkan kakiku dengan hati berdebar.
“Benarkah istriku selingkuh?”
“Benarkah istriku yang cantik merelakan tubuhnya dinikmati oleh pria lain?”
“Benarkah istriku yang sexy telah melakukan hubungan seks dengan Wika?”
“Benarkan istriku selingkuh seperti dulu saat kami pacaran?”
“Benarkah istriku yang cantik merelakan tubuhnya dinikmati oleh pria lain?”
“Benarkah istriku yang sexy telah melakukan hubungan seks dengan Wika?”
“Benarkan istriku selingkuh seperti dulu saat kami pacaran?”
Aku benar
benar penasaran, kupercepat langkahku, kulihat jam,’sudah pukul 10.00′, pikirku, berarti sudah 30 menit setelah aku keluar dari
rumah. Aku tiba didepan rumah, suasana lingkungan sekitar rumahku seperti
biasanya tidak begitu ramai.
Perlahan
aku langkahkan kaki mendekati pintu rumahku, aku ambil kunci rumah dari dalam
kantongku, kemuanik dengan sedikit gemetar aku memasukkan anak kunci pintu
kedalam lubang kunci.
‘ctek’, sangat perlahan, detakan kunci pintu semakin memacu adrenalinku.
‘ctek’, aku tidak dapat memasukkan anak kunci itu.
‘ctek’, sangat perlahan, detakan kunci pintu semakin memacu adrenalinku.
‘ctek’, aku tidak dapat memasukkan anak kunci itu.
Siiiaaal,
ternyata pintu itu udah dimasukin kunci yang lain sehingga kunciku tidak dapat
masuk membuka pintu. namun aku tidak kehabisan akal, istriku pasti tidak
menduga kalau tanganku cukup panjang untuk menggapai kunci, kujulurkan tanganku
meraba kunci setelah kuputar sekali pintu langsung terbuka. Yeeess!
Perlahan
aku bukan pintu, kulihat didalam rumah sepi, tidak ada suara, tetapi aku lihat
ada cahaya di dapur, sepertinya pintu belakang tidak terbuka sehingga cahaya
matahari masuk kedalam. Aku kembali menutup pintu tetapi tidak menguncinya agar
aku gampang melarikan diri jika ada sesuatu terjadi Jujur aja aku sangat
mencintai istriku, susah payah aku mendapatkan hatinya agar mau pacaran
denganku, susah payah juga aku mengajaknya menikah dan meyakinkan dia bahwa aku
tidak sekaya cowok cowok yang menyukainya namun aku meyakinkan dia betapa aku
emnyayanginya. Aku tidak ingin menangkap basah mereka, aku hanya penasaran, dan
jujur saja, sepertinya aku menikmati berkhayal istriku disetubuhi pria lain.
Pelan
pelan aku berjalan menuju dapur, sebelum sampai didapur aku melongok kedalam
kamar tidur, tidak ada orang, begitu juga dikamar mandi, aku segera menuju
dapur. Pintu dapur setengah terbuka, perlahan aku melihat keluar melalui pintu
dapur. Namun tidak ada orang dihalaman belakang. Aku bisa menduga, istriku
berada dirumah sebelah, aku sedikit kecewa karena kupikir aku tidak akan bisa
mengintip apa yag anik dan Wika sebenarnya lakukan. Aku keluar rumah dan menuju
halaman belakang rumah Wika. Kulihat Pintu belakang rumah Wika terbuka, malah
terbuka lebar. Harapan tiba tiba meledak ledak dikepalaku, pasti telah terjadi
sesuatu didalam rumah Wika dan aku tidak mau ketinggalan satu detik pun momen
itu.
Aku
langsung melongok kedalam melalui pintu belakang rumah Wika.
“Mereka tidak ada didapur”, pikirku
“mungin mereka dikamar tidur atau ruang tamu”, pikirku penuh tanya
Aku segera masuk ke dalam rumah Wika melalui pintu belakang yang terbuka. Dengan mengendap endap aku masuk, aku seperti pencuri saja. Ketika tiba didalam rumah aku mendengar suara yang tidak asing lagi ditelingaku, a “iih nakal ah”, suara wanita dari dalam kamar Wika, itu suara istriku, aku yakin itu istriku. Kulihat pintu kamar Wika tidak ditutup tetapi ada tirai yang menutupi kamar itu. Dari luar kulihat kamar itu terang karena cahaya lampu neon yang ada dalam kamar itu.
“Mereka tidak ada didapur”, pikirku
“mungin mereka dikamar tidur atau ruang tamu”, pikirku penuh tanya
Aku segera masuk ke dalam rumah Wika melalui pintu belakang yang terbuka. Dengan mengendap endap aku masuk, aku seperti pencuri saja. Ketika tiba didalam rumah aku mendengar suara yang tidak asing lagi ditelingaku, a “iih nakal ah”, suara wanita dari dalam kamar Wika, itu suara istriku, aku yakin itu istriku. Kulihat pintu kamar Wika tidak ditutup tetapi ada tirai yang menutupi kamar itu. Dari luar kulihat kamar itu terang karena cahaya lampu neon yang ada dalam kamar itu.
Aku
mendekati tirai yang menutupi kamar Wika, jantungku berdegup kencang sekali,
semakin aku mendekat ke tirai itu jantungku terasa berpacu, semakin dekat pula
semakin jelas terdengar rengekan, desahan dan rintihan manja istriku dan aku
yakin mereka sedang ngentot didalam kamar itu. Dari sela tirai pintu kamar itu
aku seperti tidak percaya apa yang kulihat ini ternyata
0 komentar :
Posting Komentar