www.namibeautygirls.in - Mama saya, seperti
kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman. Di usia nya yang
separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk mengurusi
bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas.
Setiap sore mama selalu berada di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk
merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore
kubahiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri
- curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari belahan
dasternya, pahanya yang sekali- sekali tersingkap jika Mama menungging, atau
memeknya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu Mama
berjongkok. Sewaktu waktu, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearah ku yang
lagi asyik duduk di gazebo. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir
seluruhnya keluar dari leher dasternya. Kedua putting payudaranya jelas-jelas
terlihat. Mungkin karena gerah, Mama tidak mengancingkan hampir separo kancing
dasternya. Aku hanya bisa melongo, batang kontolku langsung ereksi, kalau nggak
cepat cepat aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang kontolku yang
udah keluar dari pinggang celanaku.
Suatu hari, aku benar
benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan tontonan yang membuatku
terangsang berat. Seperti biasa aku sedang duduk duduk di gazebo, bertelanjang
dada seperti biasa, aku hanya memakai blue jeans ketat kegemaranku. Sambil
mengembalikan kesadaranku, maklum habis tidur siang, aku menemani Mama di
halaman belakang. Sambil ngobrol mengenai acara wisudaku, Mama asyik dengan
bunga-bunganya. Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol, Mama nggak
sengaja jongkok tepat di depan mataku. Walaupun sedikit tertutup dengan
tumpukan pupuk, dan ranting ranting daun, aku jelas - jelas melihat gundukan
memeknya, mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin Mama lupa
memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa. Saking
terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang kontolku yang udah menerobos
keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku. Aku baru sadar sewaktu Mama
terbelalak melihat kontolku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking
panjangnya,kontolku kalo lagi ereksi bisa sampe ke ulu hati. Dengan wajah merah
karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke gudang belakang. Di tengah kegelapan
ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok kontolku.
Tiba tiba pintu terbuka,
membelakangai sinar matahari sore - Mama berdiri di pintu, tangan kanannya
masih memegang sekop kecil. Mama menatap kontol raksasaku, dan jembutku yang
lebat, kemudian menatap wajahku dan badanku yang kekar. Aku hanya bisa melongo,
tanpa berusaha menghentikan kocokan ku. “Ya ampun !”, hanya itu yang keluar
dari mulut Mama, entah apa yang dia maksudkan. Ku kocok sekali lagi kontolku,
membiarkan Mama melihat kedua tanganku yang menggenggam erat pangkal dan ujung
kontolku yang mulai memerah. Ku kocok lebih cepat lagi, sementara tangan
kananku menarik celana dalamku ke bawah, biar Mama melihat kedua biji kontolku
yang bergerak ke sana ke sini seirama kocokanku pada batang kontolku. Terpana
oleh pemandangan di depan matanya, atau mungkin karena melihat ukuran kontolku
yang super besar, Mama beranjak masuk sambil menutup pintu gudang di
belakangnya.
Mama mendekatiku sambil
mulai melepas satu persatu kancing dasternya dan kemudian melepaskannya, benar
ternyata Mama tidak memakai beha. Kedua bulatan tetek-nya benar- benar
membuatku terangsang, walaupun sudah turun namun ukurannya hampir sebesar
melon. Minimnya cahaya yang masuk ke gudang membuat kedua pentilnya tidak jelas
terlihat warnanya. Mungkin coklat kehitaman. Aku hanya bisa berkata lirih ,
“Oh, Mama, tetek Mama benar- benar hot!!”. Dengan beberapa langkah, aku kedepan
menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha menggapai salah satu bulatan
payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak menjulang di udara. Aku benar -
benar terangsang. Ku peluk pinggang Mama, mulutku terbuka dan lidahku menjulur
keluar. Ujung lidahku akhirnya menyentuh pentil susu Mama yang besar dan
kecoklatan. Astaga… kontolku serasa akan meledak. Tergesa gesa, Aku mengisap
dan meremas teteknya yang lain dengan tanganku. Kontolku yang terjepit diantara
perutku dan perut Mama tiba tiba mengeras lalu… cruttttttt cruttttttt
crutttttttttt.. semprotan demi semprotan kontolku meledak menyemburkan cairan
putih kental membasahi sebagian perut dan tetek Mama.
Tanpa perubahan
ekspresi, Mama dengan tenang menggenggam batang kontolku dan meremas ujung nya,
cairan maniku keluar lagi membasahi telapak tangannya. Di sela sela kenikmatan
yang kurasakan aku hanya bisa menatap ke bawah, air maniku membasahi seluruh
tangan dan lengan Mama, beberapa semprotan jatuh ke pangkal paha Mama. Masih di
tengah keremangan gudang, tanpa banyak kata-kata, Mama meraih tanganku dan
menggosok-gosokan ke memeknya. Terasa gatal tanganku sewaktu telapak tanganku
bergesekan dengan permukaan memeknya yang dipenuhi bulu-bulu pendek. Seumur
hidupku baru kali inilah akud dapat melihat memek Mama dari dekat. Belum ada
lima menit, aku keluar lagi, kali ini air maniku menyemprot tepat di permukaan
memeknya.
Kali ini Mama
memandangku sambil tersenyum. Aku jadi salah tingkah. Walaupun sudah dua kali
aku keluar, batang kontolku masih keras, bahkan semakin keras saja, agak sakit
jadinya. Mama semakin membuatku terangsang dengan belaian-belaian tanganku pada
memek dan kedua buah payudaranya. Aku membungkuk ke depan dan mulai mengulum
tetek Mama sementara tanganku yang lain meremas remas tetek yang lain. Membelai
dan memencet pentilnya yang mengeras. Kedua tangan Mama menggenggam batang
kontolku dan aku mendorong ke memeknya Di tengah desisan-nya Mama melenguh
ketika ujung kontolku menyentuh memeknya. Di tariknya tanganku ke dalam. Mama
kemudian duduk di bibir bak mandi dan kemudian mengangkang-kan pahanya. Ku
himpitkan badanku ke tubuh Mama, wajahku ku susupkan dicelah kedua bukit
payudaranya.
Ku hisap yang satu..
kemudian yang lain. Tangan Mama lagi lagi mencengkram batang penisku dan
kemudian mendorongnya masuk ke dalam memeknya. Kurasakan hangat dan basah, dan
kemudian kudorong dengan pinggulku, hampir setengahnya, kemudian kurasakan
sudah tidak bisa masuk lagi. “Sshh…egh..!” Mama mendesis. Aku mulai memompa
kontolku keluar dan masuk, mulutku tetap mengulum kedua teteknya bergantian.
Semakin lama semakin cepat aku memompa, dan kemudian terasa aku akan keluar
lagi. Mama mulai ikut memompa, menyambut tusukkan-ku. Menggelinjang dan
mengerang. Tidak berapa lama kemudian Mama mengerang agak keras, dan aku bisa
merasakan badannya tergetar sewaktu ia berteriak tertahan. Batang Kontolku
kemudian menjadi semakin basah saat cairan hangat dan kental keluar dari
memeknya. Aku masih terus bertahan memompa, dan kemudian, sewaktu aku merasa
akan keluar, kudekap pantat Mama erat-erat dan ku benamkan batang kontolku
sedalam dalamnya.
Kontolku kemudian
meledak, semprotan demi semprotan air mani keluar, jauh didalam memek Mama.
Separuh orgasme, kutarik keluar dan kukocok, air mani keluar lagi membasahi
tetek Mama. Kugosok - gosokkan ujung penisku di kedua pentil nya yang membesar.
Kemudian kutekan kedua bulatan payudara Mama dan menyusupkan batang kontolku di
celah antara keduanya. Kugosok gosok kan terus sampai air maniku berhenti
keluar. Mama tersenyum, dagu, leher dan dada Mama penuh dengan air maniku.
Entah berapa banyak air mani yang kusemprotkan waktu itu. Pada semprotan yang
terakhir, aku melenguh keras. Takut jika ada yang mendengar..Mama mendekap
kepalaku di dadanya. Setelah itu kukenakan blue jeansku, sambil tersenyum malu
aku keluar dari gudang itu. Sewaktu menutup pintu kulihat Mama mengguyur
tubuhnya dan mulai menyabuni pangkal pahanya. Sungguh sexy dan aku terangsang
lagi. “Mandi berdua dengan Mama ? Wow !” pikirku. Aku masuk lagi ke dalam. Mama
melihatku mengunci pintu dan tersenyum kearahku penuh arti.
0 komentar :
Posting Komentar