www.namibeautygirls.in - Mitha terlambat bangun
untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi.
Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus
buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU. Mitha adalah pelajar kelas
1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15.
Dengan wajah yang manis,
rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak
heran Mitha selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng
menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Mitha belum
menjatuhkan pilihannya.
Alasannya cukup klasik,
"Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran..,
khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..." begitu selalu
kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.
Begitulah Mitha, gadis
manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta
tempatnya tinggal. Mitha mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya
kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.
Pagi itu selesai
menyiapkan diri untuk berangkat, Mitha sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda
Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya.
Anton (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh
Mita, hari itu mengajak dua rekannya (Iwan dan Tejo) yang terkenal bejat untuk
memberi pelajaran buat Mitha, karena Anton yang playboy paling pantang untuk
ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Mitha.
Tepat di jalan sempit
yang hampir jarang dilewati orang, Anton dan kawan-kawan memalangkan Toyota
Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Mitha akan melewati jalan pintas ini
menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Mitha gugup
dan terjatuh dari motornya. Anton yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
"Hai Mit.., jatuh
ya..?" kata Anton dengan santainya.
"Apa-apaan sih
kamu..? Mau bunuh aku ya..?" hardik Mitha dengan wajah kesal.
"Nggak.., cuman aku
mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..." kata Anton yang
belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
"Ntar apa..?"
potong Mitha yang masih dengan wajah kesal.
"Ntar gue perkosa
lo..!"
"Sialan dasar usil,
cepetan minggir aku udah telat nih..!" bentak Mitha.
Air mata di pipinya
mulai menetes karena Anton tetap menghalangi jalannya.
"Anton please..,
minggir dong..!" pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Anton mulai mendekati
Mitha yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini.
Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Mitha
yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Iwan yang sedari tadi bersembunyi di
balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
"Ayo kita angkut
dia..!" perintah Anton kepada teman-temannya.
Singkat cerita, Mitha
dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh
dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak
akan diketahui siapapun.
Sebuah tamparan di
pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki
yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Anton. Mitha mulai
ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai
terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya
mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Mitha. Tangan-tangan
mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli
teriakan ampum maupun tangisan Mitha.
Setelah menelanjangi
Mitha sehingga Mitha benar-benar bugil. Sekali sentak Iwan menjambak rambut
Mitha dan menariknya, sehingga tubuh Mitha yang tekulai di lantai terangkat ke
atas dalam posisi berlutut menghadap Iwan.
"An.., lo mau gue
apain nih cewek..?" kata Iwan sambil melirik ke arah Anton.
"Terserah deh..,
emang gue pikirin..!"
Iwan menatap sebentar ke
arah Mitha yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan,
"PLAK..!" tamparan Iwan melayang ke pipinya.
Anton dan yang lainnya
mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada
dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Mitha yang terduduk di lantai
karena dicampakkan Iwan kembali menerima perlakuan serupa dari Anton yang
kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke
bawah, sehingga sekarang Mitha dalam posisi telentang. Teman-teman Anton
memegangi kedua tangan dan kaki Mitha, sedangkan Anton duduk tepat di atas
kedua payudara Mitha. Penis Anton yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm
ditempelkan ke bibir Mitha.
"Ayo isep kontol
gue..!" bentak Anton tidak sabaran.
Karena Mitha tidak juga
membuka mulutnya, Anton menampar Mitha berkali-kali. Karena tidak tahan,
akhirnya mulut mungil Mitha mulai terbuka. Tanpa ampun Anton yang sudah tidak
sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Anton nampak di
tenggorokan Mitha. Anton mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Mitha selama
5 menit tanpa memberi kesempatan Mitha untuk bernafas. Mitha kesakitan dan
mulai kehabisan nafas, Anton bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal
menancapkan penisnya.
Selang beberapa saat,
Anton mengeluarkan penisnya dari mulut Mitha, dan segera diganti oleh Penis
Iwan yang panjangnya hampir 20 cm. Tejo yang sedari tadi memegang kaki Mitha
mulai menjalankan aksinya. Paha Mitha ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya
ke vagina Mitha. Penis Tejo yang paling besar di antara kedua rekannya tidak
terlalu gampang menembus vagina Mitha yang memang sangat sempit, karena masih
perawan. Tetapi Tejo tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagina
Mitha dan tidak berapa lama Mitha tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu
bersuara karena mulutnya tersumbat penis Iwan yang dengan kasarnya menembus
hingga tenggorokannya.
Tejo memaju-mundurkan
penisnya ke dalam vagina Mitha dan nampak darah mulai menetes dari vagina
Mitha. Keperawanan Mitha telah dikoyak Tejo. Iwan yang tidak puas akan
"pelayanan" Mitha nampak kesal.
"Ayo isep atau gue
cekik lo..!" bentaknya ke arah Mitha yang sudah dingin pandangannya.
Mitha yang sudah putus
asa hanya dapat menuruti keinginan Iwan. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil
menghisap penis Iwan.
"Ayo cepat..!"
kata Iwan lagi.
Karena dalam posisinya
yang telentang, agak sulit bagi Mitha menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum
penis Iwan, tetapi Iwan rupanya tidak mau perduli. Mitha melingkarkan tangannya
ke pinggang Iwan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai
keinginan Iwan.
Hampir 30 menit berlalu,
Iwan hampir ejakulasi, rambut Mitha ditarik ke bawah sehingga wajahnya
menengadah ke atas. Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha.
"Buka yang lebar
dan keluarin lidah lo..!" bentaknya lagi.
Mitha membuka mulutnya
lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Iwan memasukkan kembali setengah
penisnya ke mulut Mitha dan, "Ah.., crot... crot... crot..!" sperma
Iwan yang banyak masuk ke mulut Mitha.
"Telan
semuanya..!"
Mitha terpaksa menelan
semua sperma Iwan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di
sela-sela bibirnya.
Tejo yang juga hampir
ejakulasi mencabut penisnya dari vagina Mitha dan merangkat ke atas dada Mitha
dan bersamaan dengan Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha. Tejo memasukkan
penisnya ke mulut Mitha sampai habis masuk hingga ke tenggorokan mitha.
Dan, "Crot.. crot..
crot..!" kali ini sperma Tejo langsung masuk melewati tenggorokan Mitha.
Anton yang sedari tadi
menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Tejo,
hanya saja Anton menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Mitha.
Begitulah selanjutnya,
masing-masing dari mereka kembali memperkosa Mitha sehingga baik Anton, Tejo
dan Iwan dapat merasakan nikmatnya vagina Mitha dan hangatnya kuluman bibir
Mitha yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui
batasan keinginan berbalas denadam terhadap Mitha yang tadinya masih polos itu.
Sebelum meninggalkan
Mitha sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang
Mitha yang dipergunakan untuk mengancam Mitha seandainya buka mulut.
Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Mitha jika memang
benar-benar Mitha melaporkan hal tersebut ke orang lain.
Hari-hari selanjutnya
dengan berbagai ancaman, Mitha terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Anton dan
kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu
bertambah, hingga terakhir Mitha diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma
setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Mitha.
0 komentar :
Posting Komentar