Kisah luar biasa merasakan surga tante girang yang tak kan terlupakan semur hidupku, masih rindu rasanya dengan sentuhan tante vicky yang menjadi cerita seks pertamaku dimana saat itu aku masih sekolah SMU saat itu. Di saat aku dengan 2 teman gengku yang lain biasa pulang sekolah bersama-sama. Umurku masih sangat belia, sekitar sembilan belas tahun. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang perempuan saat itu. Di kelas aku tergolong bocah pemalu walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah temen2 cewek dikelasku. Hal ini jugalah yang membawa aku bersama dua geng temanku Wira dan Cahyo kedalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi kami saat itu. Semuanya bermula dari keisengan si-Wira terhadap cewek. Kebiasaannya untuk tak melewatkan barang sedetikpun perhatiannya terhadap keindahan wanita membawa aku, dia dan Cahyo kesebuah rumah di komplek pemukiman perumahan elite. Mulanya aku dan Cahyo sedang asyik bercanda, Secara tiba-tiba Wira menepuk pundakku dengan keras. Matanya tertuju kesatu rumah mewah dengan tajamnya. Ternyata disana kulihat ada seorang wanita dengan mengenakan rok mini baru saja keluar meninggalkan Livina nya untuk membuka pintu pagar rumah.
“Heh, Wir. Kenapa sih
elu tiap lihat wanita mata elu langsung melotot kayak begitu ?” tegurku.
“Elu lu buta ya, Dim. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh tante??” balasnya cepat.
“Wira, Wira.. bisa-bisanya elu nilai wanita dari jarak jauh begini-ini” sambung Cahyo “Itu mata.. apa teropong”
“Wah, kalau untuk urusan cewek kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih.. dibawah sini” jawab Wira sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya.
“Kalau kontol gw udah ngaceng kek gini, wanita diujung planet ini juga bisa gw lihat” kata Wira dengan senyum penuh nafsu.
“Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?!” tanya gw yang sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya.
“So pasti, bro! Nih liat kontol gw, udah kayak radar. Makanya gw tahu disana ada mangsa” jawab Wira dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.
“Gila lu, Wir” kataku.
“Sekarang begini aja” ujar Wira kemudian “Elu pada berani taruhan berapa, kalau gw bisa masuk kerumah tuh tante?”
“Loe itu udah saraf kali ah, Wir. Elu mau masuk kerumah itu wanita ??” jawabku cepat.
“Udah deh.. berapa ? Gocap?!”tantangnya kepada kami. Sejenak aku, dan Cahyo hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini memang sedikit nekat untuk urursan wanita.
“Gocap ??”potong Cahyo cepat “Wah gw udah bisa nonton bareng si Novi tuh”
“Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin. Iya kan, Yo.. ?” balas Wira dengan sedikit menekan.
“Siapa bilang, kalau perlu, 100.000 juga gw jabanin, hayo!” jawab Cahyo tak mau kalah.
“Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal elu nih, Dim. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gw ragu, hahahaha….”
“Weks!!! tunggu dulu”. Gue langsung cepat-cepat merogoh kantong celana. Selembar uang kertas limapuluh ribu (gocap) langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata Wira.
“Gw langsung buktikan aja sama elu.. nih”
“Oke. Sekarang elu pada buka tuh mata lebar-lebar” kata Wira kemudian.
“Elu lu buta ya, Dim. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh tante??” balasnya cepat.
“Wira, Wira.. bisa-bisanya elu nilai wanita dari jarak jauh begini-ini” sambung Cahyo “Itu mata.. apa teropong”
“Wah, kalau untuk urusan cewek kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih.. dibawah sini” jawab Wira sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya.
“Kalau kontol gw udah ngaceng kek gini, wanita diujung planet ini juga bisa gw lihat” kata Wira dengan senyum penuh nafsu.
“Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?!” tanya gw yang sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya.
“So pasti, bro! Nih liat kontol gw, udah kayak radar. Makanya gw tahu disana ada mangsa” jawab Wira dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.
“Gila lu, Wir” kataku.
“Sekarang begini aja” ujar Wira kemudian “Elu pada berani taruhan berapa, kalau gw bisa masuk kerumah tuh tante?”
“Loe itu udah saraf kali ah, Wir. Elu mau masuk kerumah itu wanita ??” jawabku cepat.
“Udah deh.. berapa ? Gocap?!”tantangnya kepada kami. Sejenak aku, dan Cahyo hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini memang sedikit nekat untuk urursan wanita.
“Gocap ??”potong Cahyo cepat “Wah gw udah bisa nonton bareng si Novi tuh”
“Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin. Iya kan, Yo.. ?” balas Wira dengan sedikit menekan.
“Siapa bilang, kalau perlu, 100.000 juga gw jabanin, hayo!” jawab Cahyo tak mau kalah.
“Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal elu nih, Dim. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gw ragu, hahahaha….”
“Weks!!! tunggu dulu”. Gue langsung cepat-cepat merogoh kantong celana. Selembar uang kertas limapuluh ribu (gocap) langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata Wira.
“Gw langsung buktikan aja sama elu.. nih”
“Oke. Sekarang elu pada buka tuh mata lebar-lebar” kata Wira kemudian.
Wira langsung berjalan
menuju kerumah yang dimaksud. Tampak disana sang pemilik rumah telah memasukkan
mobilnya. Saat ia hendak menutup pagar, aku lihat Wira berlari kecil
menghampirinya. Disana kulihat mereka sepertinya sedang berbicara dengan penuh
keakraban. Aneh memang temanku ini. Baru saja bertemu muka dia sudah bisa
membuat wanita itu berbicara ramah dengannya, penuh senyum dan tawa.
Dan yang lebih aneh lagi kemudian, beberapa saat setelah itu Wira melambaikan tangannya kearah kami bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa langkah aku berjalan, kulihat Wira bahkan telah masuk ke pekarangan rumah menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya. Wira memang memenangkan taruhannya hari itu. Di dalam rumah kami duduk dengan gelisah, khususnya aku. Bagaimana mungkin teman kami yang gila wanita ini bisa dengan mudah menaklukkan wanita yang setidaknya dua puluh tahun lebih tua usianya dari usia kami. Sesaat setelah Wira selesai dengan uang-uang kami ditangannya, akupun menanyakan hal tersebut.
Dan yang lebih aneh lagi kemudian, beberapa saat setelah itu Wira melambaikan tangannya kearah kami bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa langkah aku berjalan, kulihat Wira bahkan telah masuk ke pekarangan rumah menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya. Wira memang memenangkan taruhannya hari itu. Di dalam rumah kami duduk dengan gelisah, khususnya aku. Bagaimana mungkin teman kami yang gila wanita ini bisa dengan mudah menaklukkan wanita yang setidaknya dua puluh tahun lebih tua usianya dari usia kami. Sesaat setelah Wira selesai dengan uang-uang kami ditangannya, akupun menanyakan hal tersebut.
“Gila lu, Wir. Elu kasih
sihir apa tuh tante, sampai bisa jinak kayak merpati gitu ??” tanyaku
penasaran.
“Heh, heh, heh.. kayaknya gw harus buka rahasianya nih sama elu-elu pada” jawabnya.
“Jelas dong, Wir. 50.000 itu sudah cukup buat gw ngobok-ngobok memek si Novi NOMAT di bioskop. Elu kan tahu itu” tambah Cahyo lagi.
“Begini. Kuncinya itu karena elu-elu semua pada blo’on” jelas Wira serius.
“Apa maksudnya tuh !” tanya gue cepat.
“Iya, elu-elu pada blo’on semua karena elu-elu kagak tahu kalau wanita itu sebenarnya tante gw.. tante Vicky, dia istrinya om Fram, adik mama gue” tambahnya lagi.
“Wah, sialan kita sudah dikadalin nih sama… playboy cap kampak” kata Cahyo.
“Itu kagak sah, Wir. Itu berarti penipuan”sambung gue.
“Itu bukan penipuan. Kalau elu tanya apa gw kenal kagak sama tuh wanita, lalu gw jawab enggak.. itu baru penipuan” jelas Wira.
“Heh, heh, heh.. kayaknya gw harus buka rahasianya nih sama elu-elu pada” jawabnya.
“Jelas dong, Wir. 50.000 itu sudah cukup buat gw ngobok-ngobok memek si Novi NOMAT di bioskop. Elu kan tahu itu” tambah Cahyo lagi.
“Begini. Kuncinya itu karena elu-elu semua pada blo’on” jelas Wira serius.
“Apa maksudnya tuh !” tanya gue cepat.
“Iya, elu-elu pada blo’on semua karena elu-elu kagak tahu kalau wanita itu sebenarnya tante gw.. tante Vicky, dia istrinya om Fram, adik mama gue” tambahnya lagi.
“Wah, sialan kita sudah dikadalin nih sama… playboy cap kampak” kata Cahyo.
“Itu kagak sah, Wir. Itu berarti penipuan”sambung gue.
“Itu bukan penipuan. Kalau elu tanya apa gw kenal kagak sama tuh wanita, lalu gw jawab enggak.. itu baru penipuan” jelas Wira.
Untung aja pertengkaran diantara gue dan
teman-teman saat itu nggak lama karena tidak lama tante Vicky yang ternyata
tante si Wira itu datang dengan membawa minuman segar buat kami.
“Ada apa kok
ribut-ribut. Kelamaan ya minumannya ?” tanya tante Vicky. Suaranya terdengar
renyah ditelinga kami dan senyumannya yang lepas membuat kami berempat langsung
terhenyak dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
“Ah, nggak apa-apa tante” jawab Cahyo.
“Ah, nggak apa-apa tante” jawab Cahyo.
Wira yang duduk disebelahnya terlihat serius
dengan pikirannya sendiri. Baju t-shirt yang dikenakan tante Vicky memiliki
belahan dada yang rendah sehingga disaat tante Vicky membungkuk menyajikan
gelas kepada kami satu-persatu, Wira terlihat melongok-longokkan kepalanya
untuk dapat melihat isi yang tersembunyi dibalik pakaian tante Vicky saat itu.
Aku sendiri bisa menyaksikannya, kedua payudara tante vicky yang gede, penuh
berisi. Menggelantung dan bergoncangan berulangkali disetiap ia menggerakkan
badannya.
“Ini tante buatkan sirup jeruk dingin untuk
kalian, supaya segaran” jelas tante Vicky ”Hari ini panasnya, sih”
Saat tante Vicky selesai dengan gelas-gelasnya,
iapun kembali berdiri tegak. Keringat yang mengucur deras dari kedua dahinya
memanggil untuk diseka, maka tante Vicky pun menyekanya. Tangan tante Vicky
terangkat tinggi, tanpa sengaja, ketiak yang putih, padat berisi terlihat oleh
kami. Beberapa helai bulunya yang halus begitu menarik terlihat. Jantungku
terasa mulai cepat berdetak. Karena saat itu juga aku tersadarkan kalau dibalik
pakaian yang dikenakan tante Vicky telah basah oleh keringat. Lebih memikat
perhatian kami lagi, disaat kami tahu bahwa tante Vicky tidak mengenakan kutang
saat itu.
Kedua buah puting susunya terlihat besar
menggoda. Mungkin karena basah keringatnya atau tiupan angin disiang hari yang
panas, membuat keduanya terlihat begitu jelas dimataku.
“Tante habis mengantar
om kalian ke bandara hari ini. Jadi tante belum sempat beres-beres ngurus
rumah, apa kabar mama papa kamu Wir?” katanya lagi.
“eh oh, baik² aja tante, tante kapan dong main ke rumah lagi” Wira tampak grogi.
“duh tante lagi sibuk²nya ngurusin bayi, dulu juga tante ngurusin kamu, skr kamu udah ABG gini” tante Vicky mencubit pipi Wira. Wira tersipu.
“eh oh, baik² aja tante, tante kapan dong main ke rumah lagi” Wira tampak grogi.
“duh tante lagi sibuk²nya ngurusin bayi, dulu juga tante ngurusin kamu, skr kamu udah ABG gini” tante Vicky mencubit pipi Wira. Wira tersipu.
Ditengah pesona buah dada yang menggoda nafsu
birahi kami semua, perhatian terpecah oleh tangisan suara bayi. Aku baru tahu
kemudian, bahwa itu adalah anak tante Vicky dan om Fram yang bungsu. Anak
mereka baru dua dan yang sulung sudah hampir tamat sekolah dasar. Jadi agak
jauh bedanya dengan yang ke dua. Tante Vicky pun terpanggil untuk menemuinya
dengan segera.
“Kalian minum dulu, ya.
Tante kebelakang dulu.. oh, iya Wira. Tadi mama kamu tlp, nanti kamu jangan
lupa tlp rumah ya bilang kalo kamu di sini”
“Iya tante.” kata Wira.
“Iya tante.” kata Wira.
Hanya selang beberapa
menit kemudian, tante Vicky sudah menemui kami kembali di ruang tamu. Namun
satu hal yang membuat kami terkejut kegirangan menyambut kedatangannya
dikarenakan tante Vicky terlihat asyik menyusui bayinya saat itu. Bayi yang
lucu tetapi buah dada yang menjulur keluar lebih menyilaukan pandangan jiwa
muda kami berempat. Tante Vicky sudah memakai BH namun satu cup nya di buka
untuk menyusui bayinya.
Tante Vicky terlihat tidak acuh dengan mata-mata liar yang menatapi buah dada segar dimulut bayinya yang mungil. Ia bahkan terlihat sibuk mengatur posisi agar terasa nyaman duduk diantara Wira dan Cahyo saat itu.
Tante Vicky terlihat tidak acuh dengan mata-mata liar yang menatapi buah dada segar dimulut bayinya yang mungil. Ia bahkan terlihat sibuk mengatur posisi agar terasa nyaman duduk diantara Wira dan Cahyo saat itu.
“Ini namanya Doddy”
jelas tante Vicky lagi sambil menatap anak bayinya yang imut itu “Usianya baru
delapan setengah bulan”
“Wah, masih kecil banget dong tante” balas Wira.
“Iya, makanya baru boleh dikasih susu aja”
“AirSusuIbu ya, tante ?” tanya Wira polos.
“Oh, iya. Harus AirSusuIbu, nggak boleh yang lain” jelas tante Vicky dengan serius.
“Kalau orang bilang susu yang terbaik itu AirSusuIbu, tante ?”
“Betul, Wira. Dibandingkan dengan susu sapi misalnya. Ya, susu ibu itu jauh lebih bergizi.. heh, heh, heh” tambah tante Vicky penuh yakin.
“Mamaku juga suka bikinkan saya susu setiap pagi, tante” kata Wira menjelaskan.
“Oh, iya… bagus itu”
“Tapi susu yang saya minum setiap hari.. ya, susu sapi tante” sambung Wira lagi penasaran. Sementara tante Vicky masih terlihat sibuk dengan bayinya . Namun beberapa saat setelah itu tante Vicky mengatakan sesuatu yang mengejutkan kami.
“Susu ibu tetap lebih bagus. Bahkan di India ada yang bisa menyusui anaknya hingga berusia sepuluh tahun”
“Wah, asyik juga tuh” sela Cahyo cepat.
Tante Vicky hanya tersenyum simpul.
Tiba² entah mendapat ide gila dari mana Cahyo yang sedari tadi hanya duduk diam mendengarkan nyeletuk dengan seenakknya.
“Coba ya kita bisa cicipin AirSusuIbu tante, duh pasti asyik ya?”
“Wah, masih kecil banget dong tante” balas Wira.
“Iya, makanya baru boleh dikasih susu aja”
“AirSusuIbu ya, tante ?” tanya Wira polos.
“Oh, iya. Harus AirSusuIbu, nggak boleh yang lain” jelas tante Vicky dengan serius.
“Kalau orang bilang susu yang terbaik itu AirSusuIbu, tante ?”
“Betul, Wira. Dibandingkan dengan susu sapi misalnya. Ya, susu ibu itu jauh lebih bergizi.. heh, heh, heh” tambah tante Vicky penuh yakin.
“Mamaku juga suka bikinkan saya susu setiap pagi, tante” kata Wira menjelaskan.
“Oh, iya… bagus itu”
“Tapi susu yang saya minum setiap hari.. ya, susu sapi tante” sambung Wira lagi penasaran. Sementara tante Vicky masih terlihat sibuk dengan bayinya . Namun beberapa saat setelah itu tante Vicky mengatakan sesuatu yang mengejutkan kami.
“Susu ibu tetap lebih bagus. Bahkan di India ada yang bisa menyusui anaknya hingga berusia sepuluh tahun”
“Wah, asyik juga tuh” sela Cahyo cepat.
Tante Vicky hanya tersenyum simpul.
Tiba² entah mendapat ide gila dari mana Cahyo yang sedari tadi hanya duduk diam mendengarkan nyeletuk dengan seenakknya.
“Coba ya kita bisa cicipin AirSusuIbu tante, duh pasti asyik ya?”
Kami semua, apalagi Wira terkejut setengah mati.
Tentunya dia lebih kaget krn itu adalah tantenya sendiri. Jantungku terasa
berhenti berdetak saking kagetnya. Rasanya ingin lari saja dari ruangan itu
karena malu dan takut dimarahi. Ternyata Tante Vicky tidak marah.
“yah kalo kalian mau, di
dapur ada tuh ASI tante yang di peras dan masukan dalam botol.
Kami semua berpandangan.
“maksud kami langsung minum dari sumbernya tante’ kata Cahyo malu². Tante Vicky melotot, Kamu sudah siap dia meledak mengomeli kekurangajaran Cahyo. Tapi ternyata tidak. Ia malah tertawa cekikikan, dadanya berguncang².
“aduhhh kalian ini nakal sekali ya. Kalo langsung berarti kalian liat payudara tante dong. Tapi kalian sudah besaar, sudah Cowok ABG, sembilan belas tahun kan kamu Wira,Dimas dan Cahyo? Kami mengangguk serempak.
“emang kenapa kalo udah sembilan belas tante?” aku memberanikan diri bertanya.
Tante menggosok² rambutku dengan lembut.
“kalo sudah besar sudah ada nafsunya Dimas sayang. Masa mau liat payudara wanita dewasa? terlalu besar resikonya memberikan Buah Dada tante untuk kalian hisap,”
Kami semua berpandangan.
“maksud kami langsung minum dari sumbernya tante’ kata Cahyo malu². Tante Vicky melotot, Kamu sudah siap dia meledak mengomeli kekurangajaran Cahyo. Tapi ternyata tidak. Ia malah tertawa cekikikan, dadanya berguncang².
“aduhhh kalian ini nakal sekali ya. Kalo langsung berarti kalian liat payudara tante dong. Tapi kalian sudah besaar, sudah Cowok ABG, sembilan belas tahun kan kamu Wira,Dimas dan Cahyo? Kami mengangguk serempak.
“emang kenapa kalo udah sembilan belas tante?” aku memberanikan diri bertanya.
Tante menggosok² rambutku dengan lembut.
“kalo sudah besar sudah ada nafsunya Dimas sayang. Masa mau liat payudara wanita dewasa? terlalu besar resikonya memberikan Buah Dada tante untuk kalian hisap,”
Mendengar tante menyebut kata “payudara” saja
sudah membuat darahku berdesir, aku yakin begitu juga dengan teman²ku. Namun
setelah kami semua membujuk tante, serta berusaha meyakinkan tante bahwa kami
tidak akan berbuat lebih dari mencicipi AirSusuIbu tante, tante Vicky luluh
juga. Apalagi setelah melihat mata Cahyo yang tampak sangat ‘ngenes’
menginginkan pengalaman baru yang bagi kami saat itu sudah sangat luar biasa.
“ya udah, tante mau deh.
Tapi janji ya, kalian udah selesai sebelum Om kalian pulang”
“iya iya tante”
“Wira, kalo papa mama kamu tau kamu nakal gini sama tante, bisa dicabut uang jajan kamu. Apalagi kalo tante bilang om Fram, bisa dihajar kamu abis²an”
“ya jangan ngadu dong tante’ Wira ketakutan.
“Dan janji ya kalian. hanya minum asi saja, tante nggak pengen kalian macem-macem sama tante. “Nggak kok, tante, kami janji” sambil berkata begitu mata kami bertiga tidak lepas dari dada tante Vicky sambil meneguk ludah berkali².
“iya iya tante”
“Wira, kalo papa mama kamu tau kamu nakal gini sama tante, bisa dicabut uang jajan kamu. Apalagi kalo tante bilang om Fram, bisa dihajar kamu abis²an”
“ya jangan ngadu dong tante’ Wira ketakutan.
“Dan janji ya kalian. hanya minum asi saja, tante nggak pengen kalian macem-macem sama tante. “Nggak kok, tante, kami janji” sambil berkata begitu mata kami bertiga tidak lepas dari dada tante Vicky sambil meneguk ludah berkali².
Tentunya kami akan berkata apapun agar mimpi
kamu terpenuhi saat itu. Kami tidak sabar menanti pemandangan indah itu
sebentar lagi. Tante sepertinya menyadari hal itu dan tersenyum² sendiri
melihat kami tingkah bertiga. Tante meminta ijin untuk menaruh si bayi sejenak
di boxnya. Kami duduk rapi berjejer di sofa. Tak lama tante muncul lagi dan
berdiri di depan kami. Kami duduk manis dengan tegang. Tante hanya senyum².
“Siap? Godanya.
“Ssss sssi ssiap tante” kata kami hampir serentak. Tante menyunggingkan senyum sekali lagi, maniss sekali.
“Ssss sssi ssiap tante” kata kami hampir serentak. Tante menyunggingkan senyum sekali lagi, maniss sekali.
Pemandangan yang ditunggu² pun datanglah sudah.
Tante meloloskan bagian atas dasternya yang sdh dlm posisi terbuka kancing
atasnya secara perlahan. Kini bagian atas tubuh mulus itu hanya tertutup
payudara saja. Bagian bawah masih tertutup daster yang tersangkut di
pinggangnya. Hot polll!! Jantung kami bertiga bak berhenti, berdetak kencang
sekali, untung saja tante tidak mendengar. Kemudian tangannya meraih ke
belakang punggunnya, meraih hook BH dan melepaskannya. Mata kami mengikuti
setiap milisecond gerakan tante membuka bh tersebut dan memperlihatkan kulit
dadanya yang putih mulus. Seperti kartu yang dipirit, dada kirinya tersingkap.
Kini Buah Dada kirinya benar² bulat² terpampang di hadapan kami tanpa terhalang
kepala bayi lagi. Mula² tante hanya membuka salah satu cupnya saja. Tapi kami
protes.
“Dua²nya aja tante”.
“Ampun kamu pinter banget berdebat sih, iya deh tp janji ya jgn liar ngeliat tante telanjang dada yaa” sambil berkata demikian tante menuruti kemauan kami dengan membuka cup yang satunya lagi.
“nihh, puas?” goda tante Vicky sambil mengerling menggoda ke arah kami.
“Ampun kamu pinter banget berdebat sih, iya deh tp janji ya jgn liar ngeliat tante telanjang dada yaa” sambil berkata demikian tante menuruti kemauan kami dengan membuka cup yang satunya lagi.
“nihh, puas?” goda tante Vicky sambil mengerling menggoda ke arah kami.
Barulah terpampang di depan kami lengkap
sepasang Buah Dada yang super indah. Sungguh tidak ada celanya. Dengan puting
yang merah muda, padhal usia tante sudah hampir 35 th tp mungkin karena
kulitnya yang sangat putih dan perawatan yang baik sehingga Buah Dadanya masih
terliat sangat mengkal dan kencang, dengan puting yang imut warna muda dan
posisi mengacung ke atas. Tentu saja kami bengong, bungkam seribu bahasa sambil
bengong menatap benda terindah yang pernah kami liat saat itu. Tante Vicky
tersenyum meliat kegenitan bocah² itu.
“menurut kalian masih
bagus ga’ payudara tante? Kalian suka?”
kontan kami jawab: “Suka, tante!!”
kontan kami jawab: “Suka, tante!!”
Tante Vicky duduk di
sofa dengan santainya menanti kami, kami berpandangan kebingungan seperti orang
bego siapa yang mo duluan mulai memerawani payudara surga kenikmatan tante
Vicky yang sudah pasrah menerima hisapan kami. Akhirnya Cahyopun berinisiatif memulai
duluan. Ia duduk di samping tante, mula² ia memegang payudara tante dan
dipinggirkannya agar tidak menghalangi tubuhnya yang duduk merapat wanita
cantik itu. Dengan gemetar dia mendekatkan mulutnya ke puting yang sangat
menggoda tersebut. Tante tampak sedikit grogi. Dan akhirnya sampailah mulut
Cahyo di surga dunia tante Vicky tersebut. Kedua bibirnya
mengatup dan mengunci putting kiri tante. Dia langsung tergegas menghisapnya.
Tante Vicky melenguh perlahan. Maklum, kali ini bayi yang
me-netek padanya adalah bocah cowok ABG nanggung dengan gigi yang lengkap!
Tangan tante memegang kepala Cahyo. Ia menggigit bibir bawahnya dan matanya
mendelik ke atas. Pasti karena perasaan aneh yang melandanya saat itu.
Sungguh pemandangan yang menegangkan. Seorang
tante yang sangat cantik dan sintal menurut kami, sudah menikah, membiarkan
mulut seorang bocah ABG hinggap di Buah Dadanya yang putih mengkal. Susu
keliatan mengalir deras ke dalam mulut Cahyo. Keliatan dari mulut teman kami
itu yang menggembung penuh oleh cairan. Dengan nekad Cahyo melanjutkan dengan
meremas toket gede tante Vicky serta mulai berani memainkan pentil susunya
dengan beberapa gerakan memelintir.
“Pentil yang satunya nggak usah dipencet-pencet
lagi. Udah keluar kok. Kamu coba langsung menghisapnya kayak anak tante ini”
jelas tante Vicky lagi.
Setelah berapa lama, Cahyo pun tampak puas. Ia
menarik mulutnya dari putting tante Vicky yang keliatan mulai memerah sambil
menyeka mulutnya. Sesekali ia melepas kenyotannya dan memainkan putting tante
dengan sapuan melingkar lidahnya mengelilingi putting itu. Tante protes.
“Arrraghhhhh…. Cahyo,
apa²an sih kamu ini, jangan gitu!! jangan dijilat² doong”… Cahyo menurut namun
sesekali ia mencuri² lagi kesempatan. Akhirnya tante keliatan rada kesal dan
mendorong Cahyo menjauh.
“udah ah, cukup ah kamu, genit banget sih, jelek” dengan wajah dicemberut²kan, Cahyo menarik diri sambil nyengir.
“udah ah, cukup ah kamu, genit banget sih, jelek” dengan wajah dicemberut²kan, Cahyo menarik diri sambil nyengir.
Kini giliran Wira. Awalnya dia juga tampak
sangat grogi , maklum, tante Vicky kan istri Om nya sendiri. Dia kebingungan
mengambil posisi harus bagaimana mulai menyusu. Aku dan Cahyo tidak tinggal
diam untuk membantu. Tante pun kami baringkan dalam posisi telentang di sofa.
Mula² tante bingung tapi tetap menurut juga. Aku dan Cahyo meratakan kakinya di
sofa, mata kami nanar melihat daster tante yang tipis dan menerawang,
memperlihatkan celana dalamnya di balik itu. Ada bayangan hitam di sana, apalgi
kalo bukan bulu² halus kemaluan.
Angan² kami terus melambung tinggi mengharapkan
dapat menikmati sesuatu yang lebih dari ASI siang itu. Apalagi kalau bukan
‘sari’ tante, tante Vicky sebagai wanita seutuhnya. Namun tentunya kita tidak
bisa berharap angan itu akan menjadi kenyataan, untuk bisa berbuat ini saja
kami sudah sangat beruntung.. Wira merangkak di atas tubuh putih mulus itu.
Mulutnya melahap dengan rakus Buah Dada kiri tante Vicky, sementara tangannya
sibuk membelai payudara yang lain. Kami melotot meliat kenekadan Wira. Tante
Vicky hanya tersenyum² simpul sambil membelai kepala Wira.
“ini dia keponakan tante
yang paling nakal sama tantenya sendiri. Untung tante baik nggak akan ngadu
sama mamanya” Wira merah mukanya.
“santai aja ya sayang. Nggak usah terlalu bersemangat. Sakit lho. Tante nggak ke mana² kok” ujarnya perlahan.
“santai aja ya sayang. Nggak usah terlalu bersemangat. Sakit lho. Tante nggak ke mana² kok” ujarnya perlahan.
Sesekali ia merintih dan tubuh moleknya itu
menggelinjang. Wira terus menyedot seakan tidak ingat giliran yang lain. Bunyi
berdecap terdengar kencang sekali. Otot Buah Dada tante sampai tertarik ke
atas. Terlihat jelas sekali urat² Buah Dada tante serta pori²nya. Kami sangat
terangsang. Tante menggelinjang hebat
“Ohhh… Wirrrrrr, kok
dijilat² gitu sich!! Kamu mau minum susu atau apa sih sayang, nggghhhhhh,
ouhhh, ngghhhh, kamu dan Cahyo sama genitnya nihh”
“minum susu tante” ujar Wira tersipu.
“itu namanya mencabuli tante sayang, gak boleh ya, kamu sudah mulai besar tapi belum cukup dewasa untuk berbuat cabul begtu, yah? Awas kamuu macem² tante aduin mama kamu yaa”
“minum susu tante” ujar Wira tersipu.
“itu namanya mencabuli tante sayang, gak boleh ya, kamu sudah mulai besar tapi belum cukup dewasa untuk berbuat cabul begtu, yah? Awas kamuu macem² tante aduin mama kamu yaa”
Wira nyengir malu. Ia menghentikan aksinya
sebentar. Sambil terus menatap nanar puting merah muda tersebut. Kemudian
kembali menghisap tanpa jilatan seperti permintaan tante Vicky. Yang tidak bisa
dihindarkan adalah kontolnya yang membengkak dari balik celananya menyundul²
selangkangan tante Vicky. Perempuan yang tak lain tante Vicky molek itu
menyadari hal itu dan mencoba memposisikan dirinya tidak seperti sedang
disetubuhi remaja ABG tersebut, tapi Wira tetap memaksakan sehingga tante Vicky
terpojok di pojok atas sofa tanpa bisa berontak lebih lanjut.
“Wira, Wira, Wira, stop
dulu sayang, stop stoppp” Wira menyetop aksinya. Tante duduk sambil melotot
“inget nggak sama janji kamu tadi?” omelnya. Tapi dia tidak tampak marah betulan, mungkin hanya kesal.
Wira menunduk. “maaf tante, kebawa emosi”
“iya tante ngerti kalian ini masih tinggi²nya libido di usia kalian itu, tante kan sudah kasih kalian kesempatan untuk sedikit menikmati keindahan tubuh wanita. Tante rela sedikit memperlihatkan tubuh tante untuk kalian krn tante sayang kalian. Untuk memperlihatkan buahdada tante ke kalian saja, tante sudah terbilang nekad, apalagi tante kan bersuami dan kalian sudah cukup beruntung”. Kami hanya mengangguk-angguk.
“kalo tadi kontol si Wira melejit dan nyelonong masuk memek tante gimana? Masa kamu mau penetrasi tante sendiri? Kamu kebayang nggak dosanya sperti apa? kalo kalian nggak mau kontrol, tante batalkan saja deh acara minum susu ini,” ancemnya.
“jangan-jangan tante, kita janji deh” aku menyela. Yang lain juga mendukung sambil mengangguk-angguk.
“inget nggak sama janji kamu tadi?” omelnya. Tapi dia tidak tampak marah betulan, mungkin hanya kesal.
Wira menunduk. “maaf tante, kebawa emosi”
“iya tante ngerti kalian ini masih tinggi²nya libido di usia kalian itu, tante kan sudah kasih kalian kesempatan untuk sedikit menikmati keindahan tubuh wanita. Tante rela sedikit memperlihatkan tubuh tante untuk kalian krn tante sayang kalian. Untuk memperlihatkan buahdada tante ke kalian saja, tante sudah terbilang nekad, apalagi tante kan bersuami dan kalian sudah cukup beruntung”. Kami hanya mengangguk-angguk.
“kalo tadi kontol si Wira melejit dan nyelonong masuk memek tante gimana? Masa kamu mau penetrasi tante sendiri? Kamu kebayang nggak dosanya sperti apa? kalo kalian nggak mau kontrol, tante batalkan saja deh acara minum susu ini,” ancemnya.
“jangan-jangan tante, kita janji deh” aku menyela. Yang lain juga mendukung sambil mengangguk-angguk.
Sisa siang menjelang sore dan malam itu kami
menghormati peraturan yang tante berikan, kami hanya strict dengan acara
menghisap kenikmatan surga dunia payudara tante Vicky tanpa embel², kenakalan
lain walaupun harapan kami bisa lebih beruntung daripada itu. Sambil mengenakan
kembali kutangnya, tante menepuk² kepala kami satu per satu.
“tante senang kalian mengikuti aturan tante.
Tante harus tegas walaupun tante tau kalian pasti sangat terangsang bisa
melihat isi KUTANG tante, tante yakin kalian sudah membayangkan bisa
menyetubuihi tante bukan?”
Alangkah malunya kami tante bisa menebak
piikiran kami. Kami hanya mengangguk-angguk lemah sambil menundukkan kepala.
“Bukannya tante munafik,
terus terang tante agak² penasaran juga gimana rasanya kalian setubuhi, pemuda²
semuda dan segagah kalian. Tapi tante akan terus merasa bersalah sama oom
kalian kalo tante menuruti emosi membiarkan tubuh tante kalian nikmati. Kalau
kalian menghormati om Fram, tentu kalian menghormati beliau kan? Bayangkan
perasaan oom kalo tau istrinya kalian setubuhi kalian bertiga? Coba kalo kelak
kalian punya istri kemudian disetubuhi orang lain, anak² tanggung lagi. Kalo
kalian terus menurut begini, tante nggak keberatan kalo kalian ingin lagi
sekali² nikmati dada dan susu tante.” Kami tentunya tidak bisa berbuat lain
selain mengangguk-angguk.
“Ngomong², kalo kalian ingin lepaskan, buang aja dulu tuh di kamar mandi tante, tapi ingat ya, siram lho. Tante nggak mau oom liat genangan sperma di kamar mandinya” sambil berkata begitu tante tersenyum ke arah kami bertiga.
“Ngomong², kalo kalian ingin lepaskan, buang aja dulu tuh di kamar mandi tante, tapi ingat ya, siram lho. Tante nggak mau oom liat genangan sperma di kamar mandinya” sambil berkata begitu tante tersenyum ke arah kami bertiga.
Malunya bukan kepalang lagi mendengar tante tahu
saja tekanan biologis kami. Kami pun masuk kamar mandi untuk mengluarkan isi
‘peluru’ kami. Namun Wira belum, cukup lama setelah kami keluar, Wira akhirnya
keluar juga.
“tante, aku nggak bisa”
“lho kenapa? Ya sudah nanti di rumah saja nanti ya sayang’ kata tante.
“hmmm, tante boleh nggak aku keluarin di antara dada tante?’ ucapnya malu².
Tante tersenyum. “iya deh liat ke sini. Kamu kbyakan nonton video porno kayakya”
“lho kenapa? Ya sudah nanti di rumah saja nanti ya sayang’ kata tante.
“hmmm, tante boleh nggak aku keluarin di antara dada tante?’ ucapnya malu².
Tante tersenyum. “iya deh liat ke sini. Kamu kbyakan nonton video porno kayakya”
Wira memelorotkan celananya. Tante berjongkok di
depan keponakannya itu sambil membuka kembali baju atas dan pembungkus
payudaranya yang berukuran 36b. Terlihat lagi sepasang Toket tante Vicky yang
indah itu. Wira pun mulai mengocok sambil membelai² Buah Dada tersebut. Suatu
pemandangan yang ganjil bagi kami saat itu tapi sangat merangsang. Akhirnya
Wira pun keluar. Spermanya muncrat dengan deras menyirami Buah Dada dan
sebagian wajah tantenya tersayang itu. Kami tertegun tidak berkata apapun
melihat itu. Tante menyeka sisa² sperma sambil tersenyum² simpul. “dasar ABG”
kerlingnya lagi.
Kamipun beres² dan pulang setelah itu. Semenjak
hari beruntung itu, pada setiap hari-hari tertentu dalam seminggu kami pasti
berkunjung kerumah tante Vicky tentunya jika Om Fram tidak ada. Tante Vicky
senantiasa menyambut kami dengan ramah dan penuh perhatian. Beliau tidak pernah
mengecewakan kami. Menyusui kami dengan sabar satu persatu. Tidak pernah
sejenakpun kami merasa bosan dengan payudara dan putingnya yang selalu
mengacung tegang tiap kali kami mainkan.
Waktu kian berlalu, tante Vicky mulai
memperlunak sikapnya karena kondisi kian memanas. Tante Vicky tidak lagi marah
bila kami menekan-nekan kontol kami di bagian pangkal paha dan selangkangannya.
Kegiatan me-nyusu kami tambah berani dan lebih bervarisai menjilati seluruh
bagian payudara tante Vicky. Wira suka menjilati sekitar putting, aku suka
menggesekkan bibirku ke seluruh permukaan Buah Dada tante Vicky yang sangat
halus tersebut, dan Cahyo senang sekali membenamkan wajahnya ke antara ke dua
toket tersebut. Tangan kami makin hari makin liar, dan tante seperti nya sudah
capek menjaga tangan kami sehingga akhir²nya tante Vicky pasrah saja dengan
kenakalan dan kejahilan tangan² para remaja ABG tanggung dalam menjamah bagian²
sensitif tubuh lainnya.
Akhirnya kami semua
pernah merasakan merogoh surga kenikmatan tante vicky. Akhirnya
kami semua bisa merasakan anatomi dan detail memek tante Vicky mulai
dari labia, klitoris, sampai masuk-masuk ke dalam ke rahim, alangkah indahnya.
Suara menjerit dan merintih tante setiap kali jari kami menyelip masuk diantara
kedua paha mulusnya terdengar sangat merdu dan menggoda. Namun semua itu kami
lakukan tanpa sekalipun dibolehkan melihat langsung. Sampai selama itu,
senakal²nya kami, kami tetap menjaga kehormatan tante Vicky dan tidak mencoba²
mengusik
daerah terlarangnya
walaupun keinginan kami untuk melakukannya sudah sangat memuncak sampai ujung kepala. Adalah Wira yang mula² mencetuskan keinginannya melihat kemaluan Tante Vicky. Semula kami kira tante akan sangant marah, tapi ternyata tante menanggapi permintaan kurang ajar Wira itu dengan tertawa geli.
daerah terlarangnya
walaupun keinginan kami untuk melakukannya sudah sangat memuncak sampai ujung kepala. Adalah Wira yang mula² mencetuskan keinginannya melihat kemaluan Tante Vicky. Semula kami kira tante akan sangant marah, tapi ternyata tante menanggapi permintaan kurang ajar Wira itu dengan tertawa geli.
“ya ampunn, buat apa sih
Wira? Kalian kan dah puas korek-korek liang memek tante Vicky?”
“kepingin aja tante, aku belum pernah liat soalnya, hehehe..”
“terus kalo dah liat mau ngapain?”
“ya nggak ngapa²in, mau liat ajaa” kami tegang sekali mendengar pembicaraan tersebut. Kami takut sekali tante marah dan mengadukan kami kepada Om Fram.
“kepingin aja tante, aku belum pernah liat soalnya, hehehe..”
“terus kalo dah liat mau ngapain?”
“ya nggak ngapa²in, mau liat ajaa” kami tegang sekali mendengar pembicaraan tersebut. Kami takut sekali tante marah dan mengadukan kami kepada Om Fram.
Akhirnya terjadi juga.
Sambil tersenyum² menggoda, tante melepaskan celana dlmnya dan perlahan²
memperlihatkan kepada kami untuk pertama kalinya benda yang saat itu kami
impi²kan untuk melihatnya. Kami hampir berteriak saking senangnya. Namun
tentunya kami tidak berani berkata apapun selain menahan nafas. Kontol kontol
ABG kami yang pasti sudah tidak tertahankan lagi sedang tegang²nya menunggu
liang surga dunia tante Vicky menganga dari di dalam
celananya. Tante Vicky tentunya menyadari keadaan ini. Ia tersenyum simpul
menyadari reaksi kami sambil mengelus² sisi² dari kemaluannya yang tidak
tertutup bulu.
“Apa bagusnya sih benda
begini aja?” godanya.
Kami tidak mendengarkan dan terus saja melotot memandangi sela paha yang sama sekali tidak tertutup itu.
“udah ya?” kata tante Vicky sambil pura² hendak menaikkan celananya lagi.
“Beluuum’!!” serentak kami berteriak.
“udah dong Wira, Cahyo dan Dimas, ini punya Om kalian lhoo. Tante kan malu. Lagian nanti kalo ada yang masuk gimana?” rajuknya.
“kita pindah ke kamar aja ya tante” pancingku untung²an. Mulanya tante gak ragu.
“ihhh kamu genit yaa, awas yaa, tp tante sih mau aja, tapi awas jangan lupa daratan ya di kamar. Tante mau kalian jaga tante. Tante sudah berikan banyak buat kalian lho’
“iya tante”…. kami manut² saja. Tapi tentunya kayalan kami melayang ke mana².
“Tante mau deh pinjamkan tubuh tante. Puaskan imaginasi erotis kalian dengan tubuh ini. Satu hal yang tante minta, kalian janji mau jaga kehormatan tante?”
“iyaaa tanteeee” serempak kami menjawab. Dengan girang Wira mengambil inisiatif menggendong tante ke dalam kamar. Di dalam kamar kami melemparkan tante Vicky ke ranjang.
“auuwwww, ya ampun” pekik tante Vicky. “ranjang tante dan Om kalian ini lho, kalian hati² ya ponakan²ku tersayang. Tante nggak mau kalian melewati batas apalagi di ranjang Om kalian dan tante, yaaa!!”. Sekarang terlihat tante agak kuatir. Maklum suasana malam itu sepi sekali.
Kami tidak mendengarkan dan terus saja melotot memandangi sela paha yang sama sekali tidak tertutup itu.
“udah ya?” kata tante Vicky sambil pura² hendak menaikkan celananya lagi.
“Beluuum’!!” serentak kami berteriak.
“udah dong Wira, Cahyo dan Dimas, ini punya Om kalian lhoo. Tante kan malu. Lagian nanti kalo ada yang masuk gimana?” rajuknya.
“kita pindah ke kamar aja ya tante” pancingku untung²an. Mulanya tante gak ragu.
“ihhh kamu genit yaa, awas yaa, tp tante sih mau aja, tapi awas jangan lupa daratan ya di kamar. Tante mau kalian jaga tante. Tante sudah berikan banyak buat kalian lho’
“iya tante”…. kami manut² saja. Tapi tentunya kayalan kami melayang ke mana².
“Tante mau deh pinjamkan tubuh tante. Puaskan imaginasi erotis kalian dengan tubuh ini. Satu hal yang tante minta, kalian janji mau jaga kehormatan tante?”
“iyaaa tanteeee” serempak kami menjawab. Dengan girang Wira mengambil inisiatif menggendong tante ke dalam kamar. Di dalam kamar kami melemparkan tante Vicky ke ranjang.
“auuwwww, ya ampun” pekik tante Vicky. “ranjang tante dan Om kalian ini lho, kalian hati² ya ponakan²ku tersayang. Tante nggak mau kalian melewati batas apalagi di ranjang Om kalian dan tante, yaaa!!”. Sekarang terlihat tante agak kuatir. Maklum suasana malam itu sepi sekali.
Kami hanya senyum² saja.
Mata kami nanar meliat pemandangan yang sangat luar biasa kali ini. Tante Vicky
telanjang bulat!! Tubuhnya telentang di atas kasur pasrah dengan kenakalan
bocah² ini. sangat putih lagi montok, mulus dan sangat menantang hasrat kelakian
kami. Pahanya tidak lg tertutup memperliatkan gundukan daging tertutup bulu
yang seakan menantang kami untuk menerobosnya dengan kontol² remaja ABG kami.
Jantung kami berdegup tidak menentu. Harapan kami bertiga saat itu sama
‘agar om Fram tidak pulang cepat. Kali ini Cahyo yang duluan naik ke atas
ranjang. Terliat tante agak grogi meliat tubuh Cahyo di atas tubuhnya yang
telanjang di ranjang.
“aduh Cahyo, hati² sayang, Cahyo, auhhh, hati
hatiii…’’
tante agak panik ketika
berapa kali kepala kontol Cahyo tergesek diatas bulu² kemaluannya ketika anak
tanggung itu sedang memperbaiki posisinya. Cahyo melirik ke arah kita dengan
pandangan agak nakal. Kami menangkap sinyal yang dilemparkan Cahyo namun belum
berani memutuskan apa². Maklum, ini semua terlalu beresiko, kami tidak yakin
apakah tante Vicky akan
tetap sebaik sekarang kalau kami melangkah lebih jauh dari biasanya. Untuk
sementara, Cahyo menuruti kata-kata tante untuk menghindarkan kontolnya
tergesek ke benda ‘keramat’ itu. Tante pun mulai kembali santai dan
menikmati apa yang dilakukan Cahyo terhadap seluruh tubuhnya kecuali memek
surga dunia tante Vicky. Ia mulai ‘memperlakukan’ Cahyo dengan baik. Ia
biarkan anak tanggung itu merangkah di atas tubuhnya dan menjilati seluruh
permukaan toketnya.
Cahyo menikmati licinnya
kulit Buah Dada tante dengan jilatan² lembut dan sangat perlahan. Saat
menyentuh putting tante, Cahyo tambah memperlambat gerakan lidahnya dan
memutari putting tersebut dengan gerakan melingkar² dengan ujung lidahnya.
Sesekali ia menyapu putting tersebut dengan suatu jilatan halus. Terlihat tante
Vicky meregang. Badannya sesekali melengkung ke atas menggelinjang menikmati
jilatan² Cahyo yang mulai pintar. Cahyo menangkap reaksi baik tante Vicky, dan
memindahkan tangan kirinya ke antara paha tante. Mula² ia membelai² bulu²
tersebut dengan sangat lembut, kemudian jari tengahnya mulai menyelip. Dan
bless, dalam tempo beberapa detik kami menyaksikan jari tengahnya menghilang di
antara bulu² halus dan tipis tersebut, menerobos di gundukan daging imut
melalui celah²nya. Tante Vicky menjerit halus. Namun sempat cekikikan geli. Kami
menganga, bengong bak kebo bego, adegan itu membuat kontol-kontol
Remaja ABG kami berdiri dengan tegangnya dan tidak seperti biasanya,
kami tidak buru² ingin rekan kami menyelesaikan gilirannya. Kami pun tidak
habis pikir mengapa Cahyo kali itu sangat sabar dan punya otak encer memancing
reaksi nafsu birahi tante!
Tante keliatan sangat
kebingungan. Dia mulai berontak namun tiap kali jari Cahyo meneborobos, matanya
mendelik ke atas. Tindakan preventif tante adalah dia menutup pahanya dan
membelokkannya ke samping sehingga remaja tanggung itu tidak bisa mengarahkan
kontolnya di antara selangkangan surga dunia
tante vicky. Namun Cahyo tidak buru² keliatannya, dia makin
profesional dan dibenamkan berkali² jarinya, sampai basah sekali. Wira berkali²
meliat ke luar jendela meliat ke pagar. Jelas dialah yang paling panik dari
semua di antara kita, karena yang sedang dikerjain adalah tantenya sendiri.
Ruangan ber AC, tapi kami berempat berkeringat. Apalagi Cahyo dan Tante Vicky.
Mereka terus bergumul di saksikan mata melotot saya dan Wira. Tiba² Wira
menghentikan aksinya, bangkit dan berdiri begitu saja di samping tempat tidur,
Kontolnya yang sudah sangat bengkak terjuntai begitu saja tepat di samping
badan tante Vicky. Tante yang sintal itu ikut heran seperti kami.
“cukup Cahyo? Kamu kenyang ya?”
kami tahu maksud tante
dengan kenyang adalah puas tp tidak enak dia menggunakan kata itu. Tentunya dia
heran karena Cahyo belum ejakulasi. Dan dia pasti maklum, kali ini sasaran kami
adalah sampai ejakulasi tidak seperti biasanya. Walaupun untuk mengharapkan
ejakulasi di dalam memek tante Vicky masih terlalu muluk bagi kami saat itu.
Cahyo hanya tersenyum-senyum saja. Dia menelan sisa² susu tante Vicky yang masih ada dalam mulutnya. Tante bangun dari posisi telentang, ia mengambil kain di sisi tempat tidur dan menyeka Buah Dadanya. Kami semua terdiam tidak tahu apa yang harus kami lakukan saat itu. Nafsu binatang sudah memuncak sampai ke ubun² kami semua. Bahkan Wira keliatan sudah tidak perduli lagi hubungan darahnya dengan tante Vicky. Kami bertiga tertegun memperhatikan tante Vicky yang masih telanjang bulat itu selama beberapa menit. Tiba² Cahyo memeluk tante Vicky. Tante yang tidak curiga tersenyum manis dan memeluk balik anak tanggung itu.
Cahyo hanya tersenyum-senyum saja. Dia menelan sisa² susu tante Vicky yang masih ada dalam mulutnya. Tante bangun dari posisi telentang, ia mengambil kain di sisi tempat tidur dan menyeka Buah Dadanya. Kami semua terdiam tidak tahu apa yang harus kami lakukan saat itu. Nafsu binatang sudah memuncak sampai ke ubun² kami semua. Bahkan Wira keliatan sudah tidak perduli lagi hubungan darahnya dengan tante Vicky. Kami bertiga tertegun memperhatikan tante Vicky yang masih telanjang bulat itu selama beberapa menit. Tiba² Cahyo memeluk tante Vicky. Tante yang tidak curiga tersenyum manis dan memeluk balik anak tanggung itu.
“kamu udah ya
gilirannya? Sekarang gantian sama Wira atau Dimas ya?”
Cahyo mengangguk². Namun tangannya meremas Buah Dada tante sekali lagi. Tante memegang tangan nakal itu dan memindahkannya ke perutnya.
“Sudah ya sayang. Cukup ya. Kasian yang lain kepingin juga tuh”.
Cahyo mengangguk². Namun tangannya meremas Buah Dada tante sekali lagi. Tante memegang tangan nakal itu dan memindahkannya ke perutnya.
“Sudah ya sayang. Cukup ya. Kasian yang lain kepingin juga tuh”.
Cahyo dalam tempo berapa
detik memindahkan balik tangan tante ke kontolnya dan memberi tanda ke tante
untuk mengocoknya. Lagi² tante dengan sabar tersenyum dan menuruti. Mungkin
dengan demikian ia pikir Cahyo akan cepat keluar dan menyelesaikan
‘penasaran’nya pada tubuhnya yang bugil total saat itu. Mungkin itu juga dalam
rencananya ke pada aku berdua Wira. Supaya cepat selesai dan kami cepat keluar
dari rumahnya. Namun dugaannya meleset jauh. Nafsu yang sudah memuncak Cahyo
memberinya keberanian utk membaringkan Tante Vicky sekali lagi.
Tante yang keliatan masih bertanya² mula² menurut. Namun ketika Cahyo menggunakan tangannya mengangkangkan kedua pahanya. Ia berontak dengan keras!
Tante yang keliatan masih bertanya² mula² menurut. Namun ketika Cahyo menggunakan tangannya mengangkangkan kedua pahanya. Ia berontak dengan keras!
“Cahyo!! Mau ngapain kamu????” jeritnya
tertahan.
Karena saat itu, tangan
Cahyo yang satu menekan tangan kiri tante ke tempat tidur dan menggiring
kontolnya mengarah kepada kemaluan tante yang sudah keliatan basah. Aku dan
Wira bengong tanpa mampu berbuat apa². Sebagian dari pikiran kami panik takut
sekali ini akan jadi peristiwa pemerkosaan dan kami akan terlibat di dalamnya.
Sebagian lain dari otak kami, menginginkan Cahyo membuka peluang itu untuk kami
juga. Tak ada seorang pun di antara kami yang sanggup menahan godaan seksuil
memandang tubuh yang selama ini hanya ada dalam khayalan kami itu dalam keadaan
polos tanpa sehelai benangpun. Tanpa saling bicara kami sadar dalam hati bahwa
kesepakatan kali ini hanya satu: menikmati tubuh itu bergantian!
Namun sekuat²nya tante Vicky melawan, tenaga Cahyo lebih kuat. Dengan memaksa ujung kontol Cahyo mulai menguak celah surga dunia milik istri om Fram itu. Kami hampir tidak berani melihatnya. Ketegangan, ketakutan, bercampur dengan harap² cemas bahwa tante akan menyerah saja dan setelah itu kami mendapatkan giliran kami masing-masing. Yang kami lihat saat itu ialah tante yang pucat pasi dan panik luar biasa. Namun karena tenaganya sudah mulai habis, perlawanannya pun melemah. Usaha terakhirnya ialah mendorong dada Cahyo sekuatnya. Namun Cahyo sudah kerasukan. Kepala helm (kepala kontol) Cahyo terus merangsek masuk senti demi senti.
Namun sekuat²nya tante Vicky melawan, tenaga Cahyo lebih kuat. Dengan memaksa ujung kontol Cahyo mulai menguak celah surga dunia milik istri om Fram itu. Kami hampir tidak berani melihatnya. Ketegangan, ketakutan, bercampur dengan harap² cemas bahwa tante akan menyerah saja dan setelah itu kami mendapatkan giliran kami masing-masing. Yang kami lihat saat itu ialah tante yang pucat pasi dan panik luar biasa. Namun karena tenaganya sudah mulai habis, perlawanannya pun melemah. Usaha terakhirnya ialah mendorong dada Cahyo sekuatnya. Namun Cahyo sudah kerasukan. Kepala helm (kepala kontol) Cahyo terus merangsek masuk senti demi senti.
“oh my god….. oh my god…. Cahyo!! Cahyo!! sadar
sayang… Cahyo, elin elingggg… nggggghhhh!!!! Cahyo itu masuk, masuk sayang.
Please udah udah, tante mohon sayang, Cahyo ya ampun, Cahyoo ampunnnn dehhhh….
ohhhh.. om bentar lagi pulang Cahyo… udah yaaaa… auuuuuuwwww
Cahyoooooooooooooo…. “
Kami meliat ujung kontol Cahyo sudah mulai
menghilang. Astagaaaaa!! kami menganga seakan kami tidak mempercayai apa yang
kami liat malam itu. Cahyo berhasil melakukan sesuatu yang selama ini hanya
mimpi! Cahyo benar² pahlawan kami saat itu. Seiring dengan melesaknya si Kontol
si Cahyo ke liang surga dunia tante vicky, mata tante mendelik² sehingga cuma
keliatan putihnya saja. Hidungnya kembang kempis, nafasnya tambah memburu.
putingnya yang selama ini memang sudah memunjung posisinya tambah memunjung ke
atas. Siapapun yang melihat dia dalam posisi ini pasti akan terangsang dan
mungkin akan join dengan Cahyo untuk mengerjainya. Keberanian tante bermain
dengan resiko selama ini menjadi bumerang.
Akhirnya ia harus
termakan kenakalannya sendiri yang dimulai dari niat flirting saja. Seorang
anak remaja ABG tanggung berhasil menikmati Surga dunia Tante Vicky!!!
Ini adalah ganjaran yang mungkin akan disesali tante Vicky seumur hidupnya.
Sisa-sisa tenaga tante Vicky mungkin tidak cukup lagi untuk menghentikan Cahyo.
Cahyo mulai mencumbu wanita yang jauh lebih tua dari mereka itu. Ia menciumi
leher tante Vicky, dan menjilati dadanya. Tangan tante Vicky direntangkan dan
dia terus menekan masuk sepenuhnya masuk dalam liang pertahanan terakhir tante
Vicky. Tante Vicky pun menjerit cukup kencang kali ini. Ia melenguh sangat
panjang namun tidak bisa memungkiri kenikmatan yang diperolehnya dari kenekadan
pemuda yang tidak sampai setengah umurnya dari dia tersebut.
“Cahyooooo, gila kamu sayang… owwww… itu masuk
semua.. Ya ampun Cahyo, what the hell are you doing… Cahyooooo jangan
sayanggggg, oh God, you’re fucking me Cahyo, please stoppppp….” . dan blesssss…
kami mnahan nafas.
Cahyo sejenak terdiam, berhenti dalam posisi
kontolnya terbenam seluruhnya sampai ke pangkal rahim tante. Terasa ujungnya
menyentuh dinding² hangat yang sangat nyaman rasanya. Ia menghentikan aksi
dorongnya karena sudah tidak bisa mendorong lagi. Semua terdiam . kami menunggu
reaksi tante selanjutnya. Cahyo mulai tampak bimbang dan takut. Mungkin ia
menyadari kenekadannya saat itu dan resiko besar yang akan diterimanya bila
tante marah dan memutuskan melaporkan kami ke om Fram atau lebih parah,
polisi!! Posisi mereka tetap sama, Cahyo menindih tante dari atas dan kontolnya
tertancap dalam². Setelah bbrp menit, tante mulai buka suara. Ia mulai keliatan
tenang dan berusaha menguasai diri.
“Cahyo, kamu sadar nggak
kamu lagi apa sayang? Kamu udah gaulin tante sayang” suaranya lirih dan lembut
namun terdengar sedih. Dibelainya rambut remaja tanggung pertama yang berhasil
melakukan hal tabu thd dirinya itu.
“enggg, iya tante” wajah Cahyo keliatan ketakutan sekali dan penuh rasa bersalah.
“enggg, iya tante” wajah Cahyo keliatan ketakutan sekali dan penuh rasa bersalah.
Namun dia tidak mau menarik kontolnya dari dalam
liang tante. Tante mendorong Cahyo perlahan, kontol Cahyo pun tercabut dari
liangnya. Flop! Mereka berdua tetap duduk di ranjang. Perkataan tante Vicky
selanjutnya membuat kami shock dan tidak akan kami lupakan seumur hidup kami.
“ya sudah. Kalau ini
yang kalian mau, tante cuman bisa pasrah. Cahyo sekarang kamu lanjutkan saja
ya, selesaikan apa yang kamu dah mulai. yang lain ke luar dulu. Tante akan
puasin kalian satu persatu. Tante rela kok. Asal ini menjadi rahasia kita
berempat”
serasa petir di siang bolong pernyataan itu. Saya dan Wira termangu seperti orang bego namun perlahan menurut dan beranjak meninggalkan ruangan.
“Wira dan Dimas, tolong liat² ke luar, tante takut om pulang tiba²” kami pun menunggu di luar pintu kamar.
serasa petir di siang bolong pernyataan itu. Saya dan Wira termangu seperti orang bego namun perlahan menurut dan beranjak meninggalkan ruangan.
“Wira dan Dimas, tolong liat² ke luar, tante takut om pulang tiba²” kami pun menunggu di luar pintu kamar.
Sambil berjalan ragu ke
luar kamar, kami sempat menengok ke belakang, Cahyo beranjak naik ke kasur
sementara tante menunggu pasrah. Nampaknya tante sudah putus akal gimana
menghadapi kenakalan dan kekurangajaran kami bertiga. Mungkin dengan cara ini
sajalah ia merasa kami tidak akan lagi kurang ajar besok² terhadap dirinya.
Cara yang sangat menguntungkan kami: melayani kami!
Ini lah titik paling berkesan dalam hidup kami dan kami sadari itu. Alangkah beruntung nya kami dan alangkah kasiannya Pa’ Fram, istrinya yang cantik jelita sebentar lagi akan dilahap 3 bocah tanggung kurang ajar.
Dari dalam arah kamar terdengar suara rintihan tante dan erangan Cahyo.
Ini lah titik paling berkesan dalam hidup kami dan kami sadari itu. Alangkah beruntung nya kami dan alangkah kasiannya Pa’ Fram, istrinya yang cantik jelita sebentar lagi akan dilahap 3 bocah tanggung kurang ajar.
Dari dalam arah kamar terdengar suara rintihan tante dan erangan Cahyo.
Gila tu bocah, emang nekadnya jangan ditanya lagi
deh. Tetapi hari ini segala kenekadannya membuahkan hasil, Siapa nyana dia
berhasil menyetubuhi wanita secantik, semolek tante Vicky? Bahkan untuk
mengkhayalkan saja untuk kami sudah terlalu muluk saat itu. Kami berusaha
mengintip tp sulit sekali karena lubang angin di atas pintu terlalu tinggi dan
lubang kunci terlalu kecil untuk dapat melihat jelas ke dalam. Dari balik
lubang kunci kami hanya bisa melihat kaki Cahyo di antara kaki tante dan dalam
posisi menggenjot tante. Ouch, Damn lucky bastard!! Pikir kami saat itu. Tak
lama berselang, terdengar Cahyo menjerit tertahan. Hmm, selesai juga bocah
bedebah itu, pikir aku dan Wira. Untuk beberapa lama Cahyo dan Tante terdiam.
Kami tidak berani mengintip lagi takut mereka ke luar kamar tiba². Tak lama
berselang pintu di buka, Cahyo keluar dengan tampang lemas tapi puas.
“siapa lagi tuh?” Seringainya. Aku dan Wira
berpandang²an.
Akhirnya Wira memberikan kode kepadaku untuk
masuk duluan. Dia masih tampak ragu berat melakukan hal ini walaupun kami semua
tau dia sangat menginginkannya. Dengan deg²an aku masuk ke kamar. Nampak Tante
Vicky baru aja selesai basuh² dari kamar mandi. Ia mengerling ke arahku dengan
wajah sendu.
“Kamu mau skarang? Tapi
pelan² ya, tante masih capek.” Aku cuman mengangguk. Tante memeluk aku dan
mencium keningku.
“Mudah²an setelah ini, kamu nggak ngelakuin ini sama siapapun seblum kamu nikah ya. Tante yakin tante akan menyesal tp tante melakukan ini karena tante sayang sama kalian.”
“iya tante’ Aku hanya mengangguk², tapi tentunya tak sedikitpun mengindahkan ucapan itu. Selagi ia memeluknya, pandanganku hanya ke arah dadanya yang membusung indah dan hanya ditutupi daster tipis. Aah, Cahyo, hebat lo bisa merasakan tubuh ini pertama kali.
“Mudah²an setelah ini, kamu nggak ngelakuin ini sama siapapun seblum kamu nikah ya. Tante yakin tante akan menyesal tp tante melakukan ini karena tante sayang sama kalian.”
“iya tante’ Aku hanya mengangguk², tapi tentunya tak sedikitpun mengindahkan ucapan itu. Selagi ia memeluknya, pandanganku hanya ke arah dadanya yang membusung indah dan hanya ditutupi daster tipis. Aah, Cahyo, hebat lo bisa merasakan tubuh ini pertama kali.
Setelah ‘wejangan²nya’ tante menuntunkku ke arah
ranjang. Aku memeluknya dari belakang. Harum. Ia memegang pinggulku ke arah
belakang. Aku melingkarkan tangah membelai perutnya. Aku menaikkan bagian bawah
daster sampai ke pinggang sambil menciumi lehernya. Tanganku membelai
pinnggangnya yang kecil dan liat, menyelipkan jariku di pusarnya. Mataku
sesekali menyapu pandangan ke sekeliling kamar. Tidak ada perasaan bersalah
sedikitpun melihat foto² tante Vicky, suami dan keluarganya.
Akal sehatku mati, yang ada hanyalah keinginan
untuk mencetak score pertamaku. Dan dengan wanita secantik dan semulus itu!!!
Tanganku membelai bagian tengah pahanya yang sudah kembali terbalut celana
dalam, meraba tekstur bulu² halus itu dari balik celana dalam tipis merupakan
pengalaman menarik tersendiri. Jariku mulai meraba ke arah ‘belahan bawah’. Hmm
sudah mulai basah. Andai saat itu aku sudah pernah merasakan seks, tentunya aku
akan terus melanjutkan foreplay dengan berbagai macam teknik, namun aku tak
kuat. Secepatnya aku dotong badannya agar menekuk dan menungging di pinggir
kasur. Aku pelorotin celana dalamnya. Yang aku liat skarang adalah belahan
memek yang tertutup bulu² halus dan pendek.
Aku terpana. Ini kah memek pertamaku? Seindah
ini kah? Pantat tante membulat sempurna, pinggangnya begitu kecil dan kencang,
tidak sedikitpun seperti orang yang pernah melahirkan ² bocah. Aku memelorotkan
celanaku sendiri dan blesssss… aku seakan hendak berteriak kencang namun bisa
mengontrol diri, agar tetangga tidka mendengar. Tante berusaha meraih kepalaku
ke arah belakang punggungnya, sehingga badannya agak meliuk. Aku mulai
menggenjot, struktur kulit dan tulang di dalam memek benar² baru bagiku saat itu.
Aku menggenjot dan menggenjot. Namun tidak sampai 5 menit, semprotan kencang
spermaku tidak dapat lagi aku tahan. Aku menyemprot dan menyemprot sampai tetes
terakhir, semua nya di dalam, tak satupun yang aku keluarkan. Memek tante
berdenyut kencang sekali, mencengkram kontolku seperti memerasnya. Tak lama aku
terkulai lemas. Tante mengambil tissue dan mengelap liang memeknya.
“aduuh,, supply nya
banyak sekali protein murni deh buat tante hari ini”
wajahnya tetap jenaka, aku memandang tubuhnya sekali lagi seakan tidak percaya. Tante mencium kening ku sekali lagi.
“udah sayang?” Aku tersenyum lemah.
“sudah tante’
“ok, kamu sekarang basuh², terus panggil Wira ya. Lupakan apa yang barusan terjadi. Tante senang kamu menikmatinya, tante ingin kamu kenang barusan sebagai sex pertama kamu, tp bukan dengan tante’ aku hanya mengiyakan.
wajahnya tetap jenaka, aku memandang tubuhnya sekali lagi seakan tidak percaya. Tante mencium kening ku sekali lagi.
“udah sayang?” Aku tersenyum lemah.
“sudah tante’
“ok, kamu sekarang basuh², terus panggil Wira ya. Lupakan apa yang barusan terjadi. Tante senang kamu menikmatinya, tante ingin kamu kenang barusan sebagai sex pertama kamu, tp bukan dengan tante’ aku hanya mengiyakan.
Giliran selanjutnya tentunya Wira. Aku
menyuruhnya masuk, dan menunggu di luar dengan Cahyo. Di luar dugaan, Wira
berada di dalam lama sekali. Hampir satu jam. Belakangan dia baru cerita justru
anti klimaks, tidak bisa ereksi, mungkin karena terlalu tegang dan merasa kikuk
serta bersalah. Namun akhirnya berhasil dengan ketelatenan tante Vicky yang
sangat tenang dan cool malam itu. Kami benar² mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga. Setelah Wira selesai, hampir satu jam kami duduk² di ruang TV
menonton acara komedi. Namun pikiran kami tak satupun yang tau apa isi acara.
Terbayang pengalaman luar biasa yangn baru terjadi.
Ketika aku kuliah, sempat sekali pulang dan
menelpon tante Vicky, sementara Wira dan Cahyo sudah pindah. Cahyo ke Jepang
melanjutkan kuliah, Wira ke Autralia ikut papahnya sekalian kuliah, sementara
aku, malah sering janjian dengan tante Vicky di kedai dekat rumah tante.
Pulangnya aku menjemput anak bungsu tante ke sekolah dengan tante jg. Sesampai
di rumah, anak pertama tante Vicky langsung makan dan tidur siang. Aku kembali
melahap tante Vicky hingga detik ini. I love Tante Vicky!!
0 komentar :
Posting Komentar