Aku
adalah seorang “Computer Engineer” yang selalu dinas keliling Indonesia guna
melayani customer perusahaan tempatku bekerja. Satu saat tepatnya bulan Juni ,
aku ditugaskan ke kota Y. Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku
langsung naik becak dan melintas jalan M yang cukup terkenal lalu meminta
kepada tukang becak untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai cukup
fasilitas. Aku menurunkan tas koperku di depan hotel M. Setelah cukup istirahat
aku berniat ingin sarapan, karena semalam di kereta api aku tidak makan. Namun
ketika keluar dan akan mengunci pintu kamar, aku terkejut melihat beberapa
wanita memakai pakaian swimsuit melintas dibelakangku. “Ada apa gerangan?”,
dalam hati aku bertanya.Rasa ingin tahuku begitu besar, sehingga membuat perutku
rasanya menjadi kenyang. Aku coba mengikuti para wanita tersebut dari belakang
dan.., wowww.., betapa bahenolnya pantat mereka. Sesaat aku berhenti dan..,
ternyata mereka adalah pengujung biasa yang hanya ingin latihan
fitness.Beberapa saat aku memperhatikan mereka, dan ketika itu juga terdengar
suara wanita menggoda menyapaku “Mau fitness juga Mas?”, aku mencoba berbalik
badan.., ya ampun!, seorang wanita memakai swimsuit warna pink dengan body yang
aduhai dan mempunyai rambut lurus terurai hingga pundak menghampiriku sambil
tersenyum.“Wah senyumnya begitu menggoda pikirku dalam hati”, hingga aku
sejenak terdiam bagai patung tapi biji mataku berjalan dari atas ke bawah
memperhatikan wanita tersebut yang mempunyai kaki begitu panjang dan indah.
“Ohh.., tidak!, hanya lihat-lihat saja”, jawabku.“Mas.., dari Jakarta?” wanita
tersebut kembali bertanya.“Iya.., saya sedang tugas ke sini, dan kebetulan saya
menginap di hotel ini, anda sendiri sedang apa disini?” aku memberanikan diri
balik bertanya.“Sebenarnya aku ke sini mau fitness, tapi sudah full.., jadi aku
mengubah rencana ingin berenang saja, kebetulan kolam renangnya bersebelahan
dengan ruangan fitness”.Kesunyian memecahkan pembicaraan kami sejenak.., dan
“Oh, ya.., Bambang namaku.., kamu siapa?”, aku mencoba berkenalan.“Namaku
Vina.., aku juga orang Jakarta, aku kuliah di sini, aku sering ke hotel ini
hanya untuk fitness dan berenang” jawab Vina.“Kalau begitu kita sama-sama saja
ke kolam renang,” aku coba mengajak.“Emang Mas Bambang mau berenang juga”, tanya
Vina. Aku terkejut sambil menelan ludah.., gawat! aku kan nggak bisa berenang
yachh.., “, pikirku dalam hati. “Oh, tidak.., tidak! kamu saja yang berenang,
aku pesan makanan dan minuman, kebetulan aku belum sarapan”, jawabku sambil
memanggil pelayan.“Oke dech kalau begitu.., Vina sekalian minta minuman
berenergi boleh nggak..?”.Langsung aku jawab, “Boleh-boleh.., mau berapa
botol?”, Byuurr Vina menjatuhkan badannya ke kolam”, aku pesan satu botol saja
yach..”, jawab Vina manja dari dalam kolam.Setelah 30 menit Vina baru beranjak
dari kolam renang dan langsung glek.., glek.., glek.., satu botol kecil minuman
berenergi langsung kering diteguk Vina. “Pantas Vina mempunyai body begitu
aduhai, dan pasti mempunyai gairah seks yang tinggi”, aku mengira-ngira.“Mas Bambang
berapa lama di sini?”, tanya Vina sambil mengusap-usap rambutnya dan
menjatuhkan pantatnya di kursi malas di sampingku.“Enggak lama kok, hanya 2
hari” jawabku berbohong, padahal aku harus 1 bulan menetap di kota Y, karena
tugas yang akan aku lakukan cukup berat.Angin sepoi-sepoi mengusap pembicaraan
kami berdua, rasanya kami sudah cukup akrab meskipun perkenalan kami baru
berlangsung beberapa jam dan tak terasa waktu menunjukan pukul 10 pagi.“Kamu
mandi dan ganti pakaian di kamarku saja”, aku memberanikan diri memberi tawaran
pada Vina yang sejak tadi melonjorkan badannya dengan tangan ke atas sehingga
dengan bebas bulu ketiaknya menari-nari tertiup angin.“Boleh dech..”, jawab
Vina singkat. Sampai di kamar, timbul rasa birahiku karena tergoda bentuk tubuh
Vina yang menggigit seluruh persendianku.“Mas.., nanti malam aku boleh ke sini
nggak?, karena sekarang aku mau kuliah dulu, Mas juga kan mau tugas dulu
kan..?”, tanya Vina ketika keluar dari kamar mandi dengan pakaian sudah rapi.
Pertanyaan Vina itu sekaligus mengundang ribuan setan mempengaruhi pikiranku
mencari akal untuk merayu Vina agar dapat aku setubuhi. “Boleh.., datang saja”,
jawabku sambil memegang pundak Vina yang mempunyai umur 21 tahun tinggi badan
163 cm. Vina diam saja saat aku pegang pundaknya, malah dia menatapku tajam.
Aku tak berdaya akan tatapan matanya yang begitu indah. Suasana hening.., dan
perlahan aku goyangkan kepalaku untuk mencoba menyentuh bibirnya.“Jangan Mas..,
aku sudah pakai lipstik, nanti berantakan lagi” jawab Vina menolak dengan
halus. Aku jadi penasaran, tapi aku yakin dari tatapan matanya tersembunyi ada
kesan frustasi dalam diri Vina, tapi aku tidak mau mencoba berusaha tau ada apa
sebenarnya yang terjadi tehadap diri Vina. Karena pikiranku sudah kacau
termakan keindahan lekuk tubuh Vina yang begitu menggoda.“Ting tong.., ting
tong.., ting tong..”, tepat pukul 7 malam suara bell kamar berbunyi 3 kali, aku
segera menghampiri pintu dan saat kubuka.., wuuaahh kulihat Vina berdiri manis
dengan mengenakan gaun tipis panjang warna biru muda dengan tali kecil di
pundak hingga terlihat anggun. Terlihat bercak dua bulatan BH di dadanya dan
celana dalam mungil yang tembus pandang tersorot lampu utama saat aku
nyalakan.“Mau mengajak jalan ke mana yach..? Kalau ke disco tidak mungkin,
pasti makan malam, sebab Vina mengenakan pakaian resmi untuk pesta”, dalam hati
aku bertanya-tanya.“Silakan masuk.., aku masih pakai handuk dan mau ganti
pakaian dulu, aku baru selesai mandi”, jawabku sambil menarik tangan Vina yang
mulus putih bersih.“Blaakk!” pintu kamar kututup dan.., terkejut aku tiba-tiba
jemari lentik nan lembut memegang jemariku yang kasar yang setiap hari memegang
obeng dan solder ketika aku mengunci pintu. Aku berbalik badan dan sambil
berdiri langsung aku belai rambut Vina yang halus lurus terurai.., aku teruskan
belaianku ke wajah Vina yang berbentuk oval dan terlihat ada rasa penyesalan
bercampur keputus-asaan juga keinginan untuk melakukan persetubuhan yang paling
melekat.., kulanjutkan belaianku menyusuri pundak.., “Ohh Mas..”, jawab Vina
lirih sambil memejamkan matanya isyarat meminta untuk dicium. Aku tatap
bibirnya tidak berwarna merah muda lagi saat Vina pakai di siang hari tadi,
mungkin ini menandakan aku boleh menciumnya. Aku dekap Vina dengan mesra
seperti layaknya seorang istri di malam pertama. Dengan lembut aku hunjamkan
ciuman dengan deras ke bibir Vina yang tipis menggoda. Tak disangka.., Vina
membalas dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku dan memainkannya dengan
lihai. Aku segera membelai dan menciumi tengkuk leher panjang Vina sampai
pundak dan.., ting..!, aku lepas tali gaunnya, hingga gaun terusan sampai kaki
itu terjatuh ke lantai.Kini hanya BH ukuran 36B tanpa tali ke pundak yang ada
di hadapanku siap aku mangsa. “Ahh.., ouuhh.., Mass.., beri aku kepuasan..”
terdengar suara Vina meminta dengan pasrah yang saat itu juga terdengar degupan
jantung Vina yang berdetak keras dengan nafas terengah-engah apalagi disaat aku
mencoba membuka BH-nya yang yang tipis berwarna putih. Woowww.., indah sekali
buah dada Vina yang menonjol ke depan dengan puting kecil dan dikelilingi
aurora yang kecil pula dan penuh kehangatan itu.“oouuhh.., Mass.., isap.., isap
dong Mass..” pinta Vina memelas.Aku langsung melahap dua buah gunung kembar itu
dengan hisapan dan jilatan yang liar sehingga membangunkan kemaluanku yang
bersembunyi di balik handuk, sepertinya kemaluankupun sudah tidak sabar
menggedor-gedor dan menjatuhkan handuk hingga aku kini telanjang bulat. Aku
semakin gencar melancarkan serangan ke seluruh tubuh Vina yang wangi khas
parfum true love, aku meremas buah dada kiri Vina dan menjilati buah dada kanan
Vina sambil memeluk dan mengelus-eluskan tanganku di punggung Vina sampai ke
pantat. Vina mendengus keenakan dan membuang kepalanya ke belakang dengan
otomatis dadanya membusung ke depan dan makin tampak pula keindahan buah
dadanya yang menonjol membesar. “Terus Mass.., ouugghh.., yang keras isapnya
Mass..”, Vina memaksa.Perlahan aku pelorotkan celana dalam Vina yang tipis
berwarna putih dan berbunga di tengahnya hingga dengkul dan tanpa dikomando aku
telah benamkan kepalaku di hadapan liang kewanitaan Vina yang tersembunyi
dibalik bulu-bulu halus yang lebat tak terkira. Ohh.., honey.., please go on..,
ouuhh.., sepertinya Vina kurang bebas, akhirnya dia pelorotkan sendiri celana
dalamnya sampai kini dia benar-benar bugil tanpa sehelai benangpun menempel di
tubuh indahnya itu. Sambil berdiri Vina membuka kakinya lebar-lebar untuk
menyerahkan lubang kenikmatannya yang menganga agar segera dijilat.“sstt..,
sluupp.., eehhmm.., ohh.. Vina betapa sempitnya memekmu”, pikirku yang terus
membungkuk dan menjilati clitoris Vina yang nangkring di pintu gua yang penuh
misterius namun penuh kenikmatan itu.“uugghh.., oouuhh.., eehhmm..” Vina
mendesah dan.., sseerr.., cairan madzi membanjiri liang kewanitaan yang
membuatku semakin mudah meluncurkan kemaluanku untuk menembus liang kewanitaan
Vina. Kebangkitan birahi Vina makin membara dan mulai memutar-mutarkan
pantatnya yang gempal dan bulat seirama dengan jilatan lidahku yang lincah menari-nari
di sekitara clitoris dengan sekali-sekali memasukan lidahku ke dalam gua yang
gelap gulita. Vina menggelinjang keenakan. Aku begitu merasakan kenikmatan
begitupun Vina yang menarik-narik rambutku dengan ganas.., bagai seorang wanita
yang sudah lama haus menantikan kenikmatan yang tiada tara itu. “Oohh.., honey
masukin cepat kemaluannya”, pinta Vina tak sabar sambil menjatuhkan kedua
tangannya ke sofa dan menjulurkan pantatnya ke belakang dengan kaki
mengangkang.Kini Vina dalam posisi berdiri menungging kebelakang siap menerima
kemaluanku dari belakang. Sleebb.., kemaluanku menembus lorong gelap menuju
singgasananya dengan perlahan.“oouuhh.., nikmat sekali Maass.., terus perlahan
Maass.., acchhkk.., jangan berhenti Maass..” Vina memohon lirih, diputar-putarkan
pantatnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga rasa geli menyelimuti
kemaluanku yang keluar masuk di liang senggama Vina yang sempit tapi lembut.
Aku semakin mengganas tatkala aku dengar desahan Vina yang tiada
hentinya.“Oouugghh.., acchhkk.., yang cepat.., yang keras.., Mass.., Mass..,
oouugghh.., Maass..!”. Seerr.., terasa basah mengguyur kemaluanku yang masih
berdiri tegak dengan panjang 14 Cm dan diameter 3.5 cm itu. Sehingga terdengar
bunyi clep.., clep.., liang surga Vina mulai becek, Vina mengeluarkan
kemaluanku dan.., slupp.., sluupp.., sstt.., Vina langsung melahap kemaluanku
dan mengisap dengan rakusnya, sesekali dia julurkan lidahnya untuk menjilati
dua buah biji kemaluanku hingga lubang anus yang membuatku mengelinjang
kegelian.Setelah puas memainkan kemaluanku, sepertinya Vina meminta kembali
untuk diserang dan dia menarikku ke kamar mandi hingga ke bath tab dengan
memegang kemaluanku. Aku seperti kerbau dungu yang mau menuruti perintah
tuannya, namun jika kerbau yang ditarik hidungnya, tapi aku yang ditarik
kemaluanku yang sedang menegang. Vina membuka kran air dingin tanpa air
panasnya, jadi terasa dingin sekali tatkala kami berdua menjatuhkan diri
kedalam bath tab tersebut.., namun tidak mengecilkan semangat kemaluankku yang
masih terus menjulang tegang. Vina menutup air kran setelah bath tab terisi
sedikit sekedar membasahi alas bath tab. Vina kembali menjilati kemaluanku..,
selangkanganku. Aku tidak mau kalah, akhirnya aku bangkit dan aku tidur kembali
membalikkan tubuhku sehingga kepalaku kini berada tepat di depan liang
kewanitaan Vina yang telah dari tadi menganga minta dijilat. Dalam keadaan
posisi 69, Vina berada di bawah dengan kaki merenggang diangkat ke sisi-sisi
bath tab, Vina mengangkat pantatnya sambil digoyang-goyang dengan dengan cepat
karena semakin geli oleh jilatan lidahku yang menusuk-nusuk hingga
dalam.“oouuhh.., Maass.., masukin sayang.., aku sudah nggak tahan nich..”, Vina
mengeluh minta dimasukin.Akhirnya kami merubah posisi, giliran Vina yang berada
di atas, sedang aku di bawah. Dengan posisi berjongkok Vina langsung menangkap
kemaluanku dan menuntunnya masuk kedalam lubangnya yang sudah basah dengan
campuran madzi dan air kran juga air ludahku. Sleebb.., sleebb.., perlahan Vina
menaik-turunkan tubuhnya sambil memegang dadaku yang plontos tanpa bulu
sedikitpun. Aku lihat mata Vina merem-melek keenakan sambil mengigit-gigitkan
bibirnya yang mungil itu dengan sesekali mendesah. “Aahh.., acchh..,
oouucchh.., Mass.., nikmat sekali, kamu hebat mass.., bisa bikin aku puas..,
oouuhh! acchh..! uuhh.., baru kali ini aku merasakan kepuasan.., oouugghh..!”,
Vina mengerang merasakan kenikmatan yang tiada tara. Vina semakin mempercepat
gerakannya dan terdengar suara bleb.., bleb.., yang begitu keras antara pantat
Vina yang besar dengan pahaku, berpadu dengan suara teriakan Vina yang meminta
ampun merasakan ngilu atas gesekan kemaluanku dengan liang kewanitaan
Vina.“Mass.., aku mau keluar lagi.., kita keluarin sama-sama yach say..?”,
pinta Vina lagi memelas dengan suara sedikit gemetaran menahan rasa nikmat yang
segunung.“uugghh.., honey.., aku mau keluar.., ayo sayang.., lebih cepat, lebih
cepat lagi sayang.., ouugghh..!”, aku mendengus. “oouuhh..,. aacckkhh..!!”,
Vina berteriak keras sambil menggaruk dadaku kuat-kuat merasakan kenikmatan
dunia yang hebat itu. Cret.., cret.., cret.., cret.., cairan maniku membasahi
lubang kenikmatan Vina dan terasa becek sekali, tapi rasa itu menghilang dengan
secara mendadak kemaluanku yang masih mendarat di lubang kemaluan Vina dipijit
dengan keras oleh liang senggama Vina yang kembang kempis. “Terima kasih ya
Mas.., sudah memberi kepuasan kepada Vina” ucapan Vina membisik di telingaku
dan Vina langsung terkulai lemas di atas tubuhku dan tanpa sadar dia terbaring
lelap dengan keadaan telanjang bulat, indah dan mulus sekali tubuhnya walau
sudah 3 kali orgasme, bau aroma True Love-nyapun tetap melekat di tubuhnya. Aku
peluk tubuhnya dengan mesra dan akupun mulai tertidur, sebelumnya aku buka
penyumbat air bath tab supaya airnya mengalir keluar dan tidak menggenang di
dalam bath tub. “Kalau airnya nggak dibuang bisa masuk angin aku.., apalagi
dalam keadaan capek begini”, pikirku dalam hatiKamipun tertidur lelap sampai
pagi di dalam bath tab. Ternyata Vina wanita yang kawin diusia muda dan melanjutkan
kuliah di kota “Y”, tapi tidak pernah mendapatkan kepuasan seks dari suaminya,
karena kemaluan suaminya lama sekali untuk bangun, sehingga kadang-kadang Vina
sudah mencapai 3 kali orgasme sebelum rudal scud suaminya bangun dan masuk ke
liang kewanitaan Vina. Jadi masih bisa dihitung baru 5 kali kemaluan suami Vina
menyelam ke dalam liang senggama Vina. “Pantes.., memek Vina sempit seperti
perawan”, pikirku dalam hati. Dan semenjak itu setiap ada tugas ke kota “Y” aku
selalu mengambilnya, dan sebelum berangkat aku telepon Vina dahulu.Tamat
0 komentar :
Posting Komentar