Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah
di OSU, Amerika. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang
bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia
seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua. Jadilah aku kost di
rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih.
Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat
seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan
kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum
punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya
sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang
membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku
malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu
jalan.
Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.
Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun
hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet,
melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan
kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian
kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku
sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk
menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup
batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat
batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil
tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu De?”
“Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
“Ada apa sih Tante?” tanyaku.
“Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”
“Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.
“Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
“Ada apa sih Tante?” tanyaku.
“Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”
“Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.
Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya
batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu
Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan
gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak
muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti
itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang
kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna
membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda
langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu De?”
“Ah nggak Tante..”
Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
“Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Ah nggak Tante..”
Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
“Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya.
“Wah seksi sekali Tante”, kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.
“Ah masa sih?” tanyanya.
“Iya bener Tante, sumpah…” kataku.
“Wah seksi sekali Tante”, kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.
“Ah masa sih?” tanyanya.
“Iya bener Tante, sumpah…” kataku.
Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus
mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku,
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
“Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
“Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya.
“Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku.
“Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
“Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.
“Ah yang bener nih?” tanyanya.
“Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.
“Pegang apa?” tanyanya.
“Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau.”
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
“Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
“Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya.
“Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku.
“Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
“Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.
“Ah yang bener nih?” tanyanya.
“Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.
“Pegang apa?” tanyanya.
“Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau.”
Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang
buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah
mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah
dadanya.
“Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih De?”
“Ah, takut Tante marah”, kataku.
“Ooohh nggak sayang… kemari deh.”
“Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih De?”
“Ah, takut Tante marah”, kataku.
“Ooohh nggak sayang… kemari deh.”
Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di
buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya.
“Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun
mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut
ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil
tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. “Ahhh kamu memang
hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante
yah.. ahhh.. arhhh.”
“Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
“Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.
“Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
“Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.
Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus
bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk
kupelororti. “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante
Linda terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka
celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan,
lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil
total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi
sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan
-pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah
basah itu. “Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan
mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin
mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun
naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh…
sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat
kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang
semakin lama semakin basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya
dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa
keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar
sayang… ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari
lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan
orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas
sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat
sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga
cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang
kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih
memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya
sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat
kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.
Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu
digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi
kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku
juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah
itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya
yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. “Aahhh… shhh,”, rupanya
Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah
dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu,
seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga
Tante Linda menjadi semakin blingsatan.
“Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
“Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
“Aahhh kamu emang pandai muji orang De..”
“Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
“Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
“Aahhh kamu emang pandai muji orang De..”
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku
yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus.
Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku
sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada
akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang
kemaluanku. “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak
kalah besarnya sama punya orang bule”, Tante Linda memuji-muji batang
kemaluanku.
Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku
yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala
batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan
merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia
mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya
sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga
basah oleh ludahnya. Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya
sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda
bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan
hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh
batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga
dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia
mengangkang tepat di depanku.
“Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
“Iiiya Tante”, kataku.
“Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
“Iiiya Tante”, kataku.
www.ceritakita.hexat.com
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang
kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku
gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi
menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan
tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh,
agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah
memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. “Aahh.. shhh.. aoh..
oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang
kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan
kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.
Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi
dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan
bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat
Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding
liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahhh..”
sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati
lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap
pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh
shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…” mendenganr
rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini,
“Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak
liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa
kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi
merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh… shhsss.. yess”, lalu tubuhnya
kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua
kali sedangkan kamu masih tegar.”
“Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu.
“Ahh enak sekali Tante.. ahhh…”
“Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
“Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
“Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
“Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya
lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
“Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…” “Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda
“Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu.
“Ahh enak sekali Tante.. ahhh…”
“Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
“Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
“Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
“Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya
lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
“Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…” “Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda
0 komentar :
Posting Komentar