Aku adalah seorang
perempuan yang sudah memiliki suami dan dikaurniai seorang anak cewek berumur
sepuluh tahun, sebut saja nama ku Yohana. Aku bukanlah cewek berparas cantik,
tapi tidak dapat juga dikatakan gak menarik. Bahkan beberapa seletingan komentar
orang Aku menarik walaupun kulit ku tidak terlalu putih. Entah mereka yang Aku
kenal maupun kabar angin dan kekaguman orang di luar sana. Baik yang
mengungkapkan langsung maupun yang disampaikan melalui orang lain, ah tidak
terlalu penting bagi pembaca setia www.namihotpic.com
mengenai bagaimana penampilanku.
Seiring dengan perjalan
waktu, Suami ku semakin sibuk karena karir dikantornya sedang berada dalam
posisi dipuncak. Hal itu membuat suami ku harus bekerja extra mulai dari pagi
sampai malam sehingga sampai dirumah sudah kecapaian, bahkan kadang-kadang harus
keluar kota untuk beberapa hari karena urusan kantornya, membuat hubungan seks
kamipun berkurang drastis dan terasa begitu hampa. Apabila dulu aku dan suamiku
melakukan ngentot. hampir sehari 2 s/d 4X dalam sehari. Sekarang paling banyak
satu kali dalam sebulan, sobat mania www.namihotpic.com mungkin
bisa membayangkan bagaiman tertekannya gariah birahi ku saat ini. Aku pribadi
memakluminya dan mencoba untuk bersabar, toh ini demi kebaikan masa depan rumah
tangga kami juga.
Perubahan sikap Frans (suami Ku) yang dahulu
sangat perhatian dalam keluarga menjadi berkurang, Aku sadar ini bukanlah
karena sikapnya yang berubah tetapi karena tuntutan pekerjaan yang membuatnya
lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugasnya. Tetapi Aku tetaplah
perempuan yang membutuhkan kasih sayang dan sentuhan erotis dari Frans. Terus
terang hal ini baru Ku ketahui belakangan ini bahwa Aku mengidap hyperseks atau
nafsu seks yang begitu besar.
Hari itu hari liburan Nasional, Sementara Frans tetap gila karir berangkat keluar kota mengurus kerjaannya untuk waktu tiga hari. Dia pamit pada Ku pagi itu. Setelah Frans pergi, Aku pun berangkat ke klinik specialist giti untuk perawatan gigi yang memang Ku lakukan setiap enam bulan sekali. Sedangkan anak Aku tinggal dirumah dengan ditemani pembantu. Sampai di klinik Aku pun mengambil nomor antrian dan duduk sambil menunggu nomor antrian Ku dipanggil. Tepat diseberang Ku berjalan seorang pria yang dari tadi selalu melirikkan matanya pada Ku. Tak lama kemudian pria itu menghampiri Ku, setengah berteriak dia berkata…
“ Yohana ya?”
Aku tertegun sejenak dan berpikir darimana dia tau nama. Kemudian Aku menjawab…
“Iya, Aku Yohana… anda siapa ya?”
“Kamu lupa ya? Aku kakak kelasmu sewaktu SMU dulu!”
Setelah Ku amati wajahnya akhirnya…
“Firman ya?” Dia mengangguk dua kali sembari menebar pesona dengan senyumnya yang khas
“Ya ampun, Firman… aku pangling maaf ya…”
“Gpp aku juga tadi agak lupa sama kamu… mmh ngapain nih?” Tanya Firman
“Ini aku mau Check up gigi” Jawabku. “Kamu ngapain?” TanyKu lagi
“Aku habis menjenguk teman sakit, antrian mu masih lama ya?”
“Lumayan, antrianku nomor 32 dan sekarang masih nomor 24” jawabku.
“Kamu sendirian?” Tanyanya.
“Iya”
“Aku dengar kamu sudah nikah, suamimu mana?”
“Suamiku gak bisa ikut ngantar, soalnya lagi sibuk” Jawabku singkat.
“Ya sudah, Ku temenin deh” Jawabnya.
“Nggak usah Fir, aku nggak apa-apa kok sendirian” Tolakku.
“Ah.. nggak apa-apa kok, lagian ini kan hari minggu aku lagi nggak ada kerjaan” Jawabnya setengah memaksa. “Kita kan baru ketemu setelah lama pisah, pengen nborol-ngobrol sama kamu, boleh kan?” sambungnya.
“Ya deh, asal nggak mengganggu waktumu aja” Jawabku.
Aku tertegun sejenak dan berpikir darimana dia tau nama. Kemudian Aku menjawab…
“Iya, Aku Yohana… anda siapa ya?”
“Kamu lupa ya? Aku kakak kelasmu sewaktu SMU dulu!”
Setelah Ku amati wajahnya akhirnya…
“Firman ya?” Dia mengangguk dua kali sembari menebar pesona dengan senyumnya yang khas
“Ya ampun, Firman… aku pangling maaf ya…”
“Gpp aku juga tadi agak lupa sama kamu… mmh ngapain nih?” Tanya Firman
“Ini aku mau Check up gigi” Jawabku. “Kamu ngapain?” TanyKu lagi
“Aku habis menjenguk teman sakit, antrian mu masih lama ya?”
“Lumayan, antrianku nomor 32 dan sekarang masih nomor 24” jawabku.
“Kamu sendirian?” Tanyanya.
“Iya”
“Aku dengar kamu sudah nikah, suamimu mana?”
“Suamiku gak bisa ikut ngantar, soalnya lagi sibuk” Jawabku singkat.
“Ya sudah, Ku temenin deh” Jawabnya.
“Nggak usah Fir, aku nggak apa-apa kok sendirian” Tolakku.
“Ah.. nggak apa-apa kok, lagian ini kan hari minggu aku lagi nggak ada kerjaan” Jawabnya setengah memaksa. “Kita kan baru ketemu setelah lama pisah, pengen nborol-ngobrol sama kamu, boleh kan?” sambungnya.
“Ya deh, asal nggak mengganggu waktumu aja” Jawabku.
Kami pun larut dalam
obrolan-obrolan panjang yang mengasyikkan, kami mengobrol kenangan masa-masa
SMU dulu. Topik yang sangat mengasyikkan bagiku. Perlu diketahui Firman ini
adalah kakak kelasku sewaktu SMU dulu, hubungan kami hanya sebatas teman, tidak
lebih. Bahkan sudah menjadi seperti hubungan abang-adik.
Obrolan kami pun terhenti saat suster jaga memanggil nomor antrianku dua kali. Kemudian Ku berkata kepada Firman…
Obrolan kami pun terhenti saat suster jaga memanggil nomor antrianku dua kali. Kemudian Ku berkata kepada Firman…
“Fir, kamu nggak perlu
nungguin aku”
“Ah.. nggak apa-apa biar Ku tungguin aja kamu disini, lagian kamu kan nggak bawa kendaraan biar nanti Ku antarin kamu pulang, kebetulan aku bawa mobil” Jawabnya.
“Ah.. nggak apa-apa biar Ku tungguin aja kamu disini, lagian kamu kan nggak bawa kendaraan biar nanti Ku antarin kamu pulang, kebetulan aku bawa mobil” Jawabnya.
Memang di sela-sela obrolan kami tadi dia sempat
bertanya apa kendaraanku kesini, dan aku jawab naik angkot. Akhirnya Ku biarkan
dia menunggu, dan aku pun masuk keruang periksa. Kurang lebih satu jam kemudian
a pun keluar, karena check up gigiku sudah selesai. Kulihat Firman masih menunggu.
Setia juga cowok ini nungguin aku hampir satu jam seperti ini bahinku, coba
suamiku mau nungguin aku seperti ini bathinku lagi. Sayangnya suamiku sudah
nggak punya lagi waktu untukku.
“Maaf ya Fir lama
nunggunya” Katku.
“Nggak apa-apa kok, jangankan satu jam, setahun pun aku tungguin” Jawabnya.
Ku berpikir apa maksudnya menjawab seperti itu, mudah-mudahan dia tidak sedang merayuku. Aku pun membalas dengan senyuman.
“Mau pulang sekarang?” Tanyanya?
“Terserah kamu”
“Ok, yuk” Katanya.
“Nggak apa-apa kok, jangankan satu jam, setahun pun aku tungguin” Jawabnya.
Ku berpikir apa maksudnya menjawab seperti itu, mudah-mudahan dia tidak sedang merayuku. Aku pun membalas dengan senyuman.
“Mau pulang sekarang?” Tanyanya?
“Terserah kamu”
“Ok, yuk” Katanya.
Sesampainya didalam mobil. Dia pun menyalakan
mobil dan beranjak pergi dari Klinik Gigi. Dalam perjalanan dia menceritakan
kalo mobil tersebut bukanlah mobil pribadinya melainkan mobil perusahaan yang
dipinjamnya. Dia juga menceritakan kalo dia bekerja pada sebuah perusahaan
supplier alat-alat bangunan, dan dia menjabat sebagai Supervisor. Walaupun
sebagai Supervisor, kerjaanya bukan hanya duduk-duduk saja, tetapi juga
membantu buruh kasar mengangkat alat-alat berat. Begitu ceritanya. Pantas
badannya besar dan kekar kayak gitu, bathinku. Tanpa sadar ku membayangkan
bentuk badannya dibalik kaos ketatnya itu, mendadak nafasku menjadi berat.
Lamunanku dikejutkan oleh suaranya yang besar. Untung saja suaranya memecahkan
lamunanku kotorku, kalau nggak bisa gawat bathinku.
“Rumahmu dimana Yoh?”
Tanyanya. Kusebutkan alamatku padanya, yang memang lumayan jauh.
“Wah berarti kalo mau kerumahmu lewat rumahku dulu dong, kamu mau mampir kerumahku dulu? Kebetulan aku tinggal sama kakak perempuanku Nita, kamu juga kenalkan?” Mendengar dirumahnya dia tidak tinggal sendirian tetapi bersama kakaknya, aku pun meng-iya-kan.
“Boleh deh, sekalian pengen ketemu sama kak Nita udah lama gak ketemu” Jawabku.
“Wah berarti kalo mau kerumahmu lewat rumahku dulu dong, kamu mau mampir kerumahku dulu? Kebetulan aku tinggal sama kakak perempuanku Nita, kamu juga kenalkan?” Mendengar dirumahnya dia tidak tinggal sendirian tetapi bersama kakaknya, aku pun meng-iya-kan.
“Boleh deh, sekalian pengen ketemu sama kak Nita udah lama gak ketemu” Jawabku.
Tak berapa lama kemudian
kami sampai dirumah Firman. Rumahnya kecil saja, tetapi cukup rapi halamannya
ditumbuhi berbagai macam-macam bunga yang membuat rumah mungil itu tampak asri.
Sampai didalam rumah kami disambut kak Nita yang masih seperti dulu tetap ramah dan bersahabat, kemudian kak Nita mempersilahkan aku duduk disofa biru dalam rumahnya.
Sampai didalam rumah kami disambut kak Nita yang masih seperti dulu tetap ramah dan bersahabat, kemudian kak Nita mempersilahkan aku duduk disofa biru dalam rumahnya.
“Mau minum apa Yoh?”
Sapa kak Nita.
“Nggak usah repot-repot kak, nanti ku ambil sendiri kalau pengen” Jawabku padanya. Memang dari dulu aku sudah lumayan akrab dan tidak canggung lagi dengan keluarga besar Firman.
“Ya sudah, kakak kebelakang dulu ya kebetulan tadi lagi masak” Jawab kak Nita sambil beranjak kebelakang tampaknya menuju dapur.
“Yoh, istirahat aja dulu ya, aku masuk dulu sebentar” Sapa Firman yang sejak tadi diam.
“Iya Fir..” Jawabku.
“Nggak usah repot-repot kak, nanti ku ambil sendiri kalau pengen” Jawabku padanya. Memang dari dulu aku sudah lumayan akrab dan tidak canggung lagi dengan keluarga besar Firman.
“Ya sudah, kakak kebelakang dulu ya kebetulan tadi lagi masak” Jawab kak Nita sambil beranjak kebelakang tampaknya menuju dapur.
“Yoh, istirahat aja dulu ya, aku masuk dulu sebentar” Sapa Firman yang sejak tadi diam.
“Iya Fir..” Jawabku.
Pandanganku menyapu seluruh ruang tamu itu,
tampak beberapa buah foto Firman bergantung didinding ruangan itu. Tak ada foto
wanita lain selain foto kak Nita sebuah dan foto ibu dan bapaknya Firman.
Berarti benar yang dikatakan Firman sewaktu ngobrol di klinik tadi, kalo dia
memang belum menikah. Bosan sendirian aku pun bermaksud kebelakang untuk
menemui sekalian membantu kak Nita didapur. Rupanya dapurnya berada jauh
dibelakang karena harus membelok lagi kekiri. Belum sampai kaki menuju dapur
terdengar suara desiran air dari kamar mandi sebelah kananku yang terbuka sedikit.
Secara reflek mataku mamandang kearah itu.
Wow… aku terkejut setengah mati melihat Firman
sedang kencing di dalam kamar mandi. Tetapi bukannya berpaling kearah lain
mataku justeru melotot memandang batang kontol Firman yang walaupun tidak
sedang tegang tampak besar dan panjang, terlintas diotakku gimana gedenya
batang kontol itu kalau sedang tegang. Seketika itu juga CD ku terasa lembab,
pasti dikarenakan cairan Memek ku yang keluar. Firman yang dari tadi tidak
sadar kalau batang kontol nya sedang kupandangi, akhirnya terusik dengan
kehadiranku. Dia memalingkan wajahnya kearahku, terjadi kontak mata sebentar
antara aku dan Firman, dia terkejut dan gelagapan tak menyangka sedang
kupandangi. Tanpa mengeluarkan kata-kata aku pun beranjak meninggalkan Firman
menuju kedapur yang menjadi tujuan awalku.
Dadaku berdegup kencang antara perasaan malu,
menyesal, dan ah… bodohnya aku rupanya aku jadi terangsang juga olehnya.
Mengapa aku menjadi terangsang melihat batang kontol lelaki lain selain
suamiku. Apa karena sudah hampir satu bulan ini aku tidak diberi jatah oleh
suamiku. Se-alim apapun dan sehebat apapun aku menahan gejolak ini, aku
tetaplah wanita yang memang butuh akan hal yang satu itu. Hal ini tidak dapat
kupungkiri.
Setelah membantu kak Nita memasak, akupun
kembali keruang tamu. Kudapati Firman sedang duduk di sofa sambil membaca
koran. Rasa maluku bertambah saat bertemu Firman diruang tamu. Tapi tanggapan
Firman sungguh berbeda dari yang aku pikirkan. Firman seolah-olah tidak peduli
akan hal itu, seolah tidak terjadi apa-apa. Setelah suasana kuanggap tenang,
aku pamit pulang dengan diantarkan Firman. Setelah sampai, Firman tidak mampir
dia langsung meluncur kembali. Sesampainya dirumah aku langsung mandi, kucoba
melupakan apa yang terjadi barusan.
Paginya, seperti biasa aku mengantarkan anakku
pergi kesekolah setelah itu ku pulang kembali kerumah. Baru saja ku masuk
kedalam rumah, tiba-tiba pembantuku minta ijin untuk pulang kampung karena
ayahnya sakit keras. Jarak dari kota menuju kampung halamannya memakan waktu
kurang lebih sembilan jam perjalanan sehingga mengharuskan dia bermalam disana.
Akupun mengijinkannya dan memberikan dia sedikit uang saku untuk keperluannya,
dia pun menjanjikan akan segera pulang setelah kondisi ayahnya membaik.
Jam sembilan pergilah pembantuku menuju kampung
halamannya dengan menggunakan bus malam, sekarang tinggallah ku sendirian
dirumah. Disaat sendiri seperti ini, ku kembali merasa kesepian sehingga
kejadian kemarin kembali terlintas. Terbayang dibenakku Badan Firman yang
tegap, otot-ototnya yang kekar, dadanya yang bidang, dan batang kontol nya yang
besar. Ahhhh… mengapa aku jadi begini, mengapa ku selalu terangsang
mengingatnya. Semua bayangan itu membuat payudaraku mengeras, otot-otot Memekku
berkontraksi, tak ayal segera saja aku melakukan onani dengan mengocok vaginaku
dan sesekali menyentuh kacang itil ku sembari membayangkan Kontol Firman yang
kulihat kemarin siang begitu mengagumkan. Sengaja tidak kupercepat kegiatan
ini, aku ingin lebih lama dan membayangkan Firman yang memang dikaruniai penis
yang menurutku tergila-gila membayangkannya, Sesekali ku sentuh puting
payudara, kupercepat kocokan jariku kemudian dalam hitungan menit akupun cepat
mencapai puncak klimaks. Mataku terbelalak terkadang merem melek merasakan sensasi
yang begitu luar biasa. Vagina ku menyemburkan lendir encer tak terarah
berserakan di ranjang hingga ke lantai. Sepertinya aku sudah tergila² kepada
Firman hingga klimaks onani ku begitu liar. Aku tahu ini salah, tapi sungguh
aku tak dapat menahan gejolak nafsu birahi ini.
Setelah puas ku
semprotkan carian ledir memek ku dan membersihkannya menjelang siang kujemput
anakku dari sekolahnya, namun dua jam kemudian anakku harus kembali kesekolah
untuk mengikuti les tambahan pelajaran bahasa Jepang yang memang setiap sore
diikutinya. Menjelang sore, jam 14.40 hujan turun lebat sekali, kembali aku
sendirian dirumah. Daripada BT dan
memikirkan yang kurang ajar akhirnya kuputuskan untuk menonton video
bokep. Kucari-cari koleksi film suamiku, setelah memilih-milih kuputuskan
untuk tidak menonton video bokep yang akan membuat ku semakin tersiksa.
Kuputuskan menonton film yang dibintangi aktris paforitku Angelina Jolie yang
berjudul Original Sin (mungkin ada beberapa pembaca yang sudah menonton film
ini, bagi yang belum kusarankan jangan menontonnya). Baru saja kuputar film
semi bokep tersebut, tiba-tiba ada yang mengetok pintu. Akupun melangkah untuk
membukakan pintu.
“Eh.. Kamu Firman,
silahkan masuk” Tak kusangka Firman main kerumahku sore itu, kupersilahkan dia
masuk dan duduk diruang tamu.
“Lagi nonton ya Yoh?” Tanya Firman.
“He eh” Jawabku singkat
“Film apa?”
“Nggak tahu tuh.. judulnya Original Sin” Jawabku lagi.
“Kamu hobby nonton juga ya” Sambungnya.
“Kadang-kadang kalo lagi
BT
”
“Kok sepi, mana anakmu” Tanyanya.
“Anakku lagi les disekolah”
“Suamimu belum pulang ya?”
“Belum Fir, mungkin besok kalau pekerjaannya sudah selesai”
“Berarti kamu lagi lonely dong, aku jadi nggak enak nih” Kata Firman.
“Nggak enak kenapa?” Tanyaku balik.
“Ya kamu kan lagi sendirian, nggak enak dong aku cowok main disini” Jawabnya.
“Nggak apa-apa kok” Jawabku “ Baru pulang kerja Fir?” Tanyaku.
“Iya nih, tadinya sih mau langsung pulang tapi karena kebetulan rumah kita satu jalur dan posisiku lebih dekat kerumahmu langsung aja aku main, sekalian berteduh nunggu hujan agak reda” Jawabnya.
“Tunggu sebentar ya Fir kubuatkan teh hangat biar nggak kedinginan”
“Ok deh, kalau nggak merepotkan”. Jawabnya. Aku hanya tersenyum.
Setelah teh selesai kuseduh, akupun kembali keruang tamu.
“Silahkan diminum Fir, mumpung masih hangat”
“Terimakasih ya Yoh” Jawab Firman.
“Lagi nonton ya Yoh?” Tanya Firman.
“He eh” Jawabku singkat
“Film apa?”
“Nggak tahu tuh.. judulnya Original Sin” Jawabku lagi.
“Kamu hobby nonton juga ya” Sambungnya.
“Kadang-kadang kalo lagi
BT
”
“Kok sepi, mana anakmu” Tanyanya.
“Anakku lagi les disekolah”
“Suamimu belum pulang ya?”
“Belum Fir, mungkin besok kalau pekerjaannya sudah selesai”
“Berarti kamu lagi lonely dong, aku jadi nggak enak nih” Kata Firman.
“Nggak enak kenapa?” Tanyaku balik.
“Ya kamu kan lagi sendirian, nggak enak dong aku cowok main disini” Jawabnya.
“Nggak apa-apa kok” Jawabku “ Baru pulang kerja Fir?” Tanyaku.
“Iya nih, tadinya sih mau langsung pulang tapi karena kebetulan rumah kita satu jalur dan posisiku lebih dekat kerumahmu langsung aja aku main, sekalian berteduh nunggu hujan agak reda” Jawabnya.
“Tunggu sebentar ya Fir kubuatkan teh hangat biar nggak kedinginan”
“Ok deh, kalau nggak merepotkan”. Jawabnya. Aku hanya tersenyum.
Setelah teh selesai kuseduh, akupun kembali keruang tamu.
“Silahkan diminum Fir, mumpung masih hangat”
“Terimakasih ya Yoh” Jawab Firman.
Sejurus kemudian kami
pun mulai fokus pada film yang sedang tayang didepan kami. Sementara hujan
diluar semakin menjadi-jadi saja. Beberapa saat kemudian tayangan film tersebut
memasuki bagian erotis, saat Angelina Jolie dan Antonio Banderas
ngentot. Ada rasa malu dalam diriku melihat tayangan tersebut, ingin
kumatikan TV tetapi kulirik Firman sedang serius menonton, akhirnya kubatalkan
niatku mematikannya dan akupun meneruskanmenonton film tersebut. Semakin lama
film tersebut semakin gila saja, tanpa sadar aku mulai terangsang menontonnya,
ditambah cuaca hujan diluar sana membuat birahiku bergejolak. Aku tak tahu apa
yang dirasakan Firman saat ini, tapi aku yakin diapun juga sedang bergairah. Aku
kagum juga dia mampu menutupinya dengan tetap diam dan tenang.
Karena birahiku sedang bergejolak tinggi, tanpa sadar tangan kiriku meremas tangan kanan Firman. Setelah sadar apa yang aku lakukan aku menarik tanganku, tetapi dengan sigap tangan Firman menahannya. Sekarang gantian tangan kanan Firman yang meremas tangan kiriku. Aku kaget dan terpaku atas remasan tangan Firman pada tanganku, kemudian Firman mendekatkan tubuhnya padaku. Dan wajahnya semakin dekat dengan wajahku, Firman sepertinya akan mengecup bibirku. Sebelum bibirnya menyentuh bibirku masih sempat aku berkata
“Jangan Fir” tetapi tidak ada perlawanan sama
sekali dari tubuhku, aku seakan mengharap bibirnya cepat-cepat menyentuh
bibirku.
Sejurus kemudian mulut Firman mulai melumat
bibirku, dimainkannya lidahnya dalam rongga mulutku, aku semakin terangsang,
aku mulai lupa segalanya. Lumatan bibir Firman yang tadi hanya kubiarkan saja
mulai kuberikan perlawanan, tapi saat ini bukan perlawanan tanda penolakan yang
kuberikan tapi justeru lumatan mulut Firman kubalas dengan lumatan mulutku yang
tidak kalah ganasnya. Tak hanya sampai disitu, tangan Firman mulai beraksi
meremas kedua buah payudaraku secara bergantian dari luar daster yang
kugunakan. Tak terasa mulutku mulai mengeluarkan lenguhan nikmat.
Aku semakin nekad saja, batang kontol Firman
yang selama ini hanya bisa kubayangkan dan ku kagumu akhirnya kuremas dengan
ganas dari luar celana jeansnya. Melihat reaksiku Firman pun semakin ganas,
setelah puas melumat bibirku giliran leherku, telingaku, dan pundakku yang
digarapnya. Tidak sampai disitu tangan kanannya mulai mencari jalan masuk untuk
meremas payudaraku secara langsung. Karena baju yang kupakai adalah baju
terusan membuat aku harus mengangkat dasterku sampai kepinggang. Hal ini
membuat paha mulusku terbuka, bukan itu saja CD putihku pun terlihat oleh
Firman. Keadaan ini tidak disia-siakan oleh Firman, tangannya mulai mengusap
paha mulusku, kemudian Memek ku walau dari luar CD yang kugunakan, tangannya
terus naik menelusup kedalam pakaianku dan kedalam BHku dan meremas kedua
payudaraku secara bergantian. Nikmat sekali yang kurasakan akupun melenguh lagi
“oooh.. Fir…”
Akupun semakin tergila-gila dibuatnya. Akupun
mulai membuka ikat pinggang yang digunakan Firman, dia membantu menurunkan
jeansnya sebatas lutut. Terlihat jelas oleh mataku tonjolan batang kontol
Firman dari balik celana sempak hitam yang digunakannya, bahkan kepala batang
kontol nya agak menyembul sedikit keluar karena tak mampu ditutupi oleh CD nya.
Tanpa membuka terlebih dahulu CD yang dikenakan oleh Firman, ku selusupkan
tanganku kedalam CD hitamnya, tanganku mulai meremas batang kontol Firman dari
dalam celana sempak hitamnya.
Firman menjadi gelagapan, diapun berdiri
bermaksud melepas daster yang kugunakan. Belum sempat tangannya membuka
dasterku, kutepis tangannya kemudian disaat dia berdiri kuturunkan jeans dan CD
hitam yang dikenakan Firman.
“WOW..”!!! sedikit histeris aku melihat betapa
besar dan panjangnya batang kontol Firman dalam kondisi tegang seperti ini.
Sembari jongkok dilantai kudekatkan tubuhku ke
tubuh Firman yang sedang berdiri. Tanganku mulai mengocok batang kontol besar
Firman, sambil mengocok dan mengamati batang kontol Firman, tiba-tiba muncul
perasaanku ingin sekali mengulum batang kontol gede itu. Secara refleks
kudekatkan wajahku ke batang kontol nya dan sejurus kemudian kumasukkan batang
kontol besar itu kedalam mulutku tak dapat seluruh batang kontol Firman masuk
kedalam mulutku saking panjangnya batang kontol itu, kemudian akupun mulai
mengulum batang kontol besar dan panjang milik Firman tersebut. Kuperhatikan
wajah dan mata Firman merem-melek merasakan sensasi akibat kulumanku pada
batang kontol nya.
Beberapa saat kemudian Firman mengangkat tubuhku
hingga berdiri. Dilepaskannya dasterku kemudian pembungkus toket ku dan
terakhir kancut warna putihku. Matanya melotot kearahah Memek ku yang ditumbuhi
bulu-bulu lebat yang memang kubiarkan tumbuh. Dalam kondisi telanjang bulat
diangkatnya tubuhku diangkatnya kaki kiriku dan diletakannya diatas meja ruang
tamu, kemudian Firman berjongkok kebawah tubuhku dan mulai menjilati Memek ku
dari bawah. Mulutku meracau tidak karuan merasakan kenikmatan yang diberikan
Firman, terlebih saat dia mengulum klitorisku.
“Oohhh…. Fir, terushhhh…
Fir…, iya disitu, Jangan kemana mana, i…. iyaaa disituuhhh…. AW!!!” aku
terbelalak merem melek saat lidah Firman melumat kacang itil vagina ku.
“Fir… kamu hebat Fir…, lidahmu kreatif banget….Fir… ooohhh….” Racauku
“Fir….aku ingin batang penis gede mu dimasukkan Fir… cepat Fir!!! Cepetaaaan!!!! Ooohhh… ssshh…” Tidak ada lagi rasa maluku sebagai isteri orang, rasa maluku telah sirna digantikan oleh kenikmatan² yang diberikan mantan kakak kelas SMU ku ini.
“Fir… kamu hebat Fir…, lidahmu kreatif banget….Fir… ooohhh….” Racauku
“Fir….aku ingin batang penis gede mu dimasukkan Fir… cepat Fir!!! Cepetaaaan!!!! Ooohhh… ssshh…” Tidak ada lagi rasa maluku sebagai isteri orang, rasa maluku telah sirna digantikan oleh kenikmatan² yang diberikan mantan kakak kelas SMU ku ini.
Firman tidak menjawab,
kemudian dia menggendongku dan dipapahnya aku menuju kamarku dan direbahkan di
ranjang surga yang merupakan kamarku bersama Frans suamiku. Diletakannya aku
diatas ranjang pengantinku kemudian ditekuknya kedua kakiku dan dibukanya
lebar-lebar terlihat jelas Memekku dari pososi Firman.
Kemudian diapun mulai memasukkan batang kontol besar dan panjang tersebut secara perlahan kedalam Memek ku yang telah sangat basah.
Kemudian diapun mulai memasukkan batang kontol besar dan panjang tersebut secara perlahan kedalam Memek ku yang telah sangat basah.
“Aahhh………” Teriakku merasakan nikmatnya hujaman
kontol impian ku Belum masuk sepenuhnya batang kontol Firman, sementara Memek
ku telah terasa penuh sesak.
Tetapi Firman tidak menyerah, perlahan mulai
dinaik turunkannya batang kontol nya, dalam beberapa kali goyang dengan sedikit
memaksa ditusukkannya batang kontol nya sepenuhnya.
“Aahh…Fir…” Jeritku merasakan nyeri sedikit tapi
nikmat luar biasa. Tak dapat kurasakan betapa nikmatnya saat itu.
Terasa ada ruang dalam Memek ku yang selama ini
belum tersentuh, sekarang telah dimasuki oleh batang kontol besar dan panjang
milik Firman. Firman mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun. Pertama
perlahan, semakin lama semakin cepat saja, membuatku menjerit dan meracau tidak
karuan.
“Bagaimana Yoh, kamu
suka” Celoteh Firman. Aku mengangguk malu.
“Besar mana batang kontol ku dibanding suamimu” Tanya Firman. Aku tidak menjawab.
“Besar mana batang kontol ku dibanding punya suamimu Yoh?” Tanyanya.
Akhirnya kujawab “Oohhh… besar punyamu Fir…”
“Besar mana batang kontol ku dibanding suamimu” Tanya Firman. Aku tidak menjawab.
“Besar mana batang kontol ku dibanding punya suamimu Yoh?” Tanyanya.
Akhirnya kujawab “Oohhh… besar punyamu Fir…”
Permainan Seks perselingahan ku dengan Firman
Kakak kelasku baru saja dimulai, kami bergumul kurang lebih 3 jam, Aku orgasme
sebanyak 2X sementara Firman hanya satu kali didalam mulutku. Sekitar jam
setengah enam sore kami pun pergi. Firman pulang sementara aku menjemput anakku
dari les nya.
***
Keesokan harinya Frans pulang, kusambut suamiku dengan segala suka cita. Frans pun tampak gembira atas sambutanku ada rasa bersalah dalam diriku tetapi seketika itu juga kutepis. Setelah itu kusiapkan air hangat untuk suamiku mandi. Malam itu kami habiskan waktu dengan bercerita, khusunya mengenai pekerjaannya selama tiga hari diluar kota. Kami tidak ngentot malam itu karena suamiku kecapaian.
Keesokan harinya Frans pulang, kusambut suamiku dengan segala suka cita. Frans pun tampak gembira atas sambutanku ada rasa bersalah dalam diriku tetapi seketika itu juga kutepis. Setelah itu kusiapkan air hangat untuk suamiku mandi. Malam itu kami habiskan waktu dengan bercerita, khusunya mengenai pekerjaannya selama tiga hari diluar kota. Kami tidak ngentot malam itu karena suamiku kecapaian.
Besok paginya suamiku berangkat kerja untuk
melaporkan hasil kerjanya selama tiga hari kepada boss nya. Seperti biasanya
sebelum kekantor dia mengantarkan anak kami ke sekolahnya terlebih dahulu.
Setelah sendirian dirumah kutelpon Firman, aku katakan pada Firman untuk
melupakan semua yang terjadi dan menghentikan kegilaan kemarin, cukup sampai
disitu dan aku tak ingin berjumpa lagi dengannya. Firman kecewa mendengar
pernyataanku tersebut tetapi akhirnya dia bisa menerimanya. Kehidupanku kembali
seperti biasanya, memang aku merasa berdosa tetapi demi keutuhan keluarga
biarlah semua itu menjadi rahasia hidupku saja pikirku.
Dua tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut,
sementara kehidupan keluargaku tambah harmonis saja. Karir suamiku semakin
meningkat yang tadinya hanya sebagai staff sekarang sudah dipromosikan sebagai
Asisten Manejer, bahkan kata suamiku dia segera akan menjadi Manejer, tetapi
untuk mencapai jabatan itu dia harus melanjutkan studinya keluar negeri. Dengan
meningkatnya karir suamiku, perekonomian keluargaku pun semakin membaik.
Apabila dulu kami belum memiliki mobil pribadi hanya mobil inventaris kantor
suamiku saja, sekarang kami telah memiliki mobil baru.
Beberapa bulan kemudian
datang surat dari kantor pusat suamiku, yang isinya menyarankan suamiku untuk
melanjutkan studinya keluar negeri dengan dibiayai oleh perusahaan tempatnya
bekerja selama kurang lebih 2 tahun. Setelah kami berunding, akhirnya aku
merelakan dia pergi, toh itu demi kebaikan keluarga kami juga.
Seminggu kemudian suamiku pergi meninggalkan aku dan anakku untuk melanjutkan studinya keluar negeri. Sekarang dirumah ini hanya ada aku dan anakku saja, karena pembantuku sudah berhenti kerja 6 bulan lalu. Aku tidak berfikir untuk mencari penggantinya semua urusan rumah tangga sudah bisa aku lakukan sendiri.
Tiga bulan setelah kepergian suamiku, timbulah peristiwa ini. Saat itu kira-kira 100 meter disamping rumahku dibangun sebuah gedung yang lumayan besar, yang tak kusangka bahwa perusahaan yang membangun gedung tersebut adalah perusahaan dimana Firman bekerja, sedangkan Firman bertugas mengawasi pembangunan gedung tersebut.
Seminggu kemudian suamiku pergi meninggalkan aku dan anakku untuk melanjutkan studinya keluar negeri. Sekarang dirumah ini hanya ada aku dan anakku saja, karena pembantuku sudah berhenti kerja 6 bulan lalu. Aku tidak berfikir untuk mencari penggantinya semua urusan rumah tangga sudah bisa aku lakukan sendiri.
Tiga bulan setelah kepergian suamiku, timbulah peristiwa ini. Saat itu kira-kira 100 meter disamping rumahku dibangun sebuah gedung yang lumayan besar, yang tak kusangka bahwa perusahaan yang membangun gedung tersebut adalah perusahaan dimana Firman bekerja, sedangkan Firman bertugas mengawasi pembangunan gedung tersebut.
Tiap pagi saat aku mengantar anakku sekolah atau
kepasar selalu melalui bangunan yang sedang dikerjakan itu dan beberapa kali
juga kulihat Firman sedang mengawasi pekerjanya atau sedang mengangkat
alat-alat berat membantu buruh kerjanya. Entah Firman tahu atau tidak bahwa
sedan putih yang setiap pagi lewat itu adalah mobilku. Tetapi aku merasa Firman
mengetahuinya karena setiap aku lewat, Firman selalu mengamati dengan serius
dan selalu tersenyum.
Hingga pada suatu hari kira-kira jam 15.00, saat
anakku sedang les sementara aku sedang menonton acara televisi paforitku
sendiri dirumah. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku, setelah kubuka
kulihat Firman yang berada didepan dia tersenyum dan menyapa.
“Hai Yohana, sudah lama
kita tak bertemu ya”
“Firman… aku kan sudah bilang kalo kita tak boleh ketemu lagi” Jawabku.
“Jangan marah dulu dong Yo!, aku kesini hanya mau minta kain perban sekalian mencuci lukaku ini” Kata Firman sambil memperlihatkan tangan kirinya yang terkoyak dan berdarah. Awalnya ingin kuusir saja dia, tetapi melihat lukanya yang cukup parah aku kasihan juga.
“Ya udah, sini masuk biar kubersihkan dan kuobati” Jawabku spontan. Aku memang memiliki sedikit pengalaman mengobati luka-luka seperti itu, yang sejak dulu sudah biasa aku lakukan.
“Firman… aku kan sudah bilang kalo kita tak boleh ketemu lagi” Jawabku.
“Jangan marah dulu dong Yo!, aku kesini hanya mau minta kain perban sekalian mencuci lukaku ini” Kata Firman sambil memperlihatkan tangan kirinya yang terkoyak dan berdarah. Awalnya ingin kuusir saja dia, tetapi melihat lukanya yang cukup parah aku kasihan juga.
“Ya udah, sini masuk biar kubersihkan dan kuobati” Jawabku spontan. Aku memang memiliki sedikit pengalaman mengobati luka-luka seperti itu, yang sejak dulu sudah biasa aku lakukan.
Firman pun kuajak masuk menuju belakang,
kemudian kubersihkan lukanya dengan air hangat, kutetesi lukanya dengan obat
antiseptic kemudian kelilitkan bebeapa lembar perban ke pergelangan tangannya
dan kemudian ku plester. Selama aku mengobati lukanya tersebut, Firman tak
henti-hentinya mengamatiku dari ujung rambut hingga kaki. Seperti yang
kukatakan sebelumnya kebiasaanku dirumah adalah memakai daster. Kebetulan
daster yang kugunakan saat itu adalah daster yang berbahan tipis dan ujungnya
pendek hingga diatas lutut. Disela-sela mengamati tubuhku Firman membuka
percakapan.
“Kamu semakin cantik aja
Yo!. Suamimu mana? Belum pulang kerja ya?”
“Oh.. dia sedang kuliah diluar negeri” Jawabanku tersebut spontan keluar begitu saja, membuat aku menyesal mengapa aku harus jujur, bukankah ini memberi kesempatan buat Firman untuk berlama-lama dirumahku pikirku.
“Pantas selama ini kuperhatikan kamu selalu sendirian menyetir mobilmu, mabil baru ya?” Tanyanya.
“Oh.. dia sedang kuliah diluar negeri” Jawabanku tersebut spontan keluar begitu saja, membuat aku menyesal mengapa aku harus jujur, bukankah ini memberi kesempatan buat Firman untuk berlama-lama dirumahku pikirku.
“Pantas selama ini kuperhatikan kamu selalu sendirian menyetir mobilmu, mabil baru ya?” Tanyanya.
Sambil berkata demikian Firman menggeser sedikit
posisi duduknya sehingga membuat mataku melirik kearah bagian bawah Firman.
Tertangkap oleh mataku tonjolan batang kontol Firman yang besar dibalik celana
jeansnya yang ketat. Aku sedikit menyesal mengapa harus mengalihkan pandanganku
kearah itu, jangan-jangan hal ini disengaja oleh Firman untuk memancing arah
pandangku. Aku sempat berpikir apa sih yang dipikirkan oleh Firman hingga
membuat batang kontol nya tegang seperti itu, dasar laki-laki makiku dalam
hati. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Firman tadi.
Setelah selesai memasang perban ditangan Firman aku pun berdiri ingin mencuci tanganku. Tiba-tiba Firman berdiri juga dan memegang tanganku kemudian berusaha memelukku. Kutepis tangannya dan aku berusaha mendorongnya dengan kedua tanganku.
“Jangan Fir… hentikan!”
Kataku sedikit berteriak.
“Yoh, aku kangen padamu” Kata Firman dengan terus berusaha memelukku.
“Hentikan Fir..!” Kataku, kemudian kutampar wajah Firman dengan keras apalagi saat itu tanganku sedang memegang gunting yang kupergunakan untuk memotong perban tadi.
“Yoh, aku kangen padamu” Kata Firman dengan terus berusaha memelukku.
“Hentikan Fir..!” Kataku, kemudian kutampar wajah Firman dengan keras apalagi saat itu tanganku sedang memegang gunting yang kupergunakan untuk memotong perban tadi.
Firman pun menghentikan tindakannya, kemudian
mundur dan duduk diatas dipan dalam ruang keluarga tersebut sambil memegang
pipinya yang tampak berdarah bekas tamparanku tadi. Aku menjadi iba lagi
melihat Firman, kemudian kudekati dia dan berkata.
“Maaf Fir, sakit ya” Kataku sambil memperhatikan
pipi kiri bagian atasnya yang berdarah, mungkin kena ujung gunting saat
kutampar tadi.
Aku duduk tepat disebelah Firman, kutiup lukanya
dan kubersihkan darahnya dengan kapas luka, kemudian kutempelkan plester
dipipinya yang luka tersebut.
“Sekali lagi aku minta
maaf ya Fir, lukamu jadi bertambah” Kataku.
“Nggak apa-apa Yoh, aku juga minta maaf sudah keterlaluan tadi” Kata Firman menghiba. Kuraih tangannya dan kukatakan.
“Nggak apa-apa Fir, aku juga salah padamu” Jawabku.
“Nggak apa-apa Yoh, aku juga minta maaf sudah keterlaluan tadi” Kata Firman menghiba. Kuraih tangannya dan kukatakan.
“Nggak apa-apa Fir, aku juga salah padamu” Jawabku.
Firman mengangguk dan senyum, kemudian dia
memelukku dengan lembut. Kali ini pelukannya tidak kutolak, kuanggap ini bentuk
ketulusan maaf dari Firman. Agak lama Firman memlukku, perasaanku berkecamuk
antara menghentikan pelukan Firman atau merasakan dekapan dada Firman yang
bidang yang membuat darahku berdesir. Tanpa sadar tanganku yang tadi
menggenggam tangan kiri Firman menjadi semakin kuat genggamannya bahkan
cenderung meremasnya.
Merasakan tindakanku tersebut, Firman kemudian
mencium bagian belakang leherku. Hal itu membuatku menggelinjang, daerah
tersebut adalah daerah sensitifku. Tangan kanan Firman yang sedari tadi
menganggur mulai merayap menyisir bagian bawah dasterku, kemudian merayap masuk
kedalam dasterku, mengelus pahaku bolak-balik. Bulu kudukku berdiri, birahiku
muncul dengan dahsyat karena hampir empat bulan sudah aku tidak melakukan seks
dengan suamiku. Untuk sekali lagi aku tak dapat menahan godaan dari laki-laki
yang bukan suamiku ini.
“Aah.. Fir” Kataku tak dapat menahan
menyembunyikan perasaanku saat tangan Firman mulai masuk kebalik kancut ku dan
mulai mengusap-usap bibir Memek ku.
Tak sampai disitu, jari-jari Firman mulai masuk
mengaduk-aduk dalam Memek ku. Dua jarinya sekaligus masuk dalam Memek ku. Sudah
terlanjur basah sekalian saja mandi pikirku. Aku pun mulai meremas-remas
tonjolan batang kontol Firman. Semakin lama remasanku semakin liar. Tak sampai
disitu tanganku membuka kancing dan resleting jeans Firman tanpa membuka celana
sempaknya. Kumasukkan tanganku kebalik celana sempak Firman terus kugenggam dan
kuremas batang kontol Firman dengan gemas secara langsung, terasa besar sekali
ditanganku.
Aku sudah lupa segalanya, aku pun turun dan
berjongkok didepan Firman yang sedang duduk di ranjang. Kuturunkan celana
sempak Firman tanpa melepasnya. Terpampanglah batang kontol gede Firman yang
berdiri tegak, aku semakin bergairah melihatnya. Kuremas dan kumasukkan dalam
mulutku kemudian kujilati kepala batang kontol nya.
“Oohh…” Firman melenguh
merasakan nikmat kulumanku pada batang kontol nya. Jilatanku terus turun
kebawah kujilati dan kukulum kedua biji pelir Firman. Firman meracau.
“Oohh… nikmat Yo!!, pintar sekali kamu Yoh, Oohh…” Racau Firman.
“Oohh… nikmat Yo!!, pintar sekali kamu Yoh, Oohh…” Racau Firman.
Agak lama aku mengulum
batang kontol Firman, akhirnya Firman pun tak tahan. Diangkatnya tubuhku dan
didudukkannya diatas ranjang sementara dia jongkok didepanku. Diangkatnya
dasterku keatas hingga pinggang, kemudian ditekuknya kakiku diatas ranjang dan
tanpa melepas Kancut ku, dibukanya kancut ku dari dari samping hingga Memek ku
kini nampak jelas di hadapannya. Sesaat kemudian lidahnya menjulur menggapai
Memek ku, dijilatinya bibir Memek ku kemudian dimasukkannya
lidahnya kedalam lubang Memek ku. Beberapa saat kemudian sambil lidahnya
mengaduk-aduk lubang Memek ku jarinya ikut memainkan kacang itil memek
ku.
“Oohh… Fir, nikmat sekali Fir…” Racauku. Baru
kali ini aku diperlakukan seperti itu, sungguh nikmat sekali rasanya.
Beberapa lama kemudian diangkatnya tubuhku
hingga berdiri, dilepasnya dasterku, bra ku, hingga CD ku. Aku pun sekarang
telanjang bulat dihadapannya. Aku tak mau kalah kulepas kaos yang dipakai
Firman, Firman membantu melepas jeans dan CD nya. Kini kami berdua telanjang
tanpa sehelai benang pun. Diraihnya payudaraku kemudian diisapnya secara
bergantian kedua buah payudaraku. Sambil mengulum puting payudaraku diangkatnya
kakai kiriku dan diletakannya diatas dipan kemudian dimasukannya batang kontol
gede nyakedalam lubang Memek ku. Agak kesulitan nampaknya Firman mencari
lubangnya, maka aku pun meraih batang kontol nya dan kupandu menuju lubang
Memek ku. Sleeeb.. masuklah batang kontol gede dan panjang Firman ke liang kenikmatan
Memek ku sekali lagi.
“Oohh…” Racauku nikmat.
Baru kali ini aku merasakan bersetubuh dalam posisi berdiri, sungguh nikmat
sekali.
Firman terus menggoyangkan pantatnya sambil mulutnya mengulum payudaraku secara bersamaan.
“Ooohh… Fir… kamu emang bener-bener kreatif Fir… Ahhhh… nikmatnya Fir!” Racauku tanpa malu lagi.
Firman terus menggoyangkan pantatnya sambil mulutnya mengulum payudaraku secara bersamaan.
“Ooohh… Fir… kamu emang bener-bener kreatif Fir… Ahhhh… nikmatnya Fir!” Racauku tanpa malu lagi.
Beberapa saat kemudian tubuhku kejang, rasanya
aku akan keluar. Sementara Firman terus menggoyangkan pantatnya semakin lama
semakin cepat saja. Firman menggigit-gigit kecil bagian atas payudaraku sambil
terus menggoyang.
“Firman… aku mau
sampeeeee!!” aku berteriak sekeras – kerasnya merasakan tubuhku semakin kejang
“Ta… Tahan…. Tahaaaan Yo!!!, kita keluar bersama-sama” Jawab Firman.
“Ku keluarkan dimana Yo?” Tanya Firman lagi.
“Keluarkan aja didalam Fir, jangan lepas batang kontol mu ya Fir… aku ingin total fly to heaven” Racau ku.
Goyangan Firman semakin cepat dan ganas sekali, aku pun merasakan nikmat sekali. Menghujam, menghentakan liang surga memek ku dengan kontol supernya.
“Araggghhhh… Feir!! Breng…. sek kamu….. aku keluaaaaaaaaaaaaarrrrrrrr!!! Fuck me more hard as beib!!!” Jeritku
“Aku juga keluar Yoh… Aaargh…” Jerit Firman lagi.
“Ta… Tahan…. Tahaaaan Yo!!!, kita keluar bersama-sama” Jawab Firman.
“Ku keluarkan dimana Yo?” Tanya Firman lagi.
“Keluarkan aja didalam Fir, jangan lepas batang kontol mu ya Fir… aku ingin total fly to heaven” Racau ku.
Goyangan Firman semakin cepat dan ganas sekali, aku pun merasakan nikmat sekali. Menghujam, menghentakan liang surga memek ku dengan kontol supernya.
“Araggghhhh… Feir!! Breng…. sek kamu….. aku keluaaaaaaaaaaaaarrrrrrrr!!! Fuck me more hard as beib!!!” Jeritku
“Aku juga keluar Yoh… Aaargh…” Jerit Firman lagi.
Akhirnya kami bersamaan
keluar, kemudian roboh dan duduk diatas ranjang sambil berpelukan mesra.
Kurang lebih 20 menit istirahat, aku pun ijin untuk membersihkan badan dalam kamar mandi. Disaat aku mandi, Firman masuk dalam kamar mandi yang memang tidak kukunci. Tersentak aku kaget karena tiba-tiba Firman mendekapku dari belakang. Diremasnya kedua payudaraku dengan kedua tangannya. Setelah puas meremas payudaraku, tangan kanannya merayap turun dan sampai dibibir Memek ku. Jari telunjuknya mulai masuk mengaduk-aduk lubang Memek ku.
Kurang lebih 20 menit istirahat, aku pun ijin untuk membersihkan badan dalam kamar mandi. Disaat aku mandi, Firman masuk dalam kamar mandi yang memang tidak kukunci. Tersentak aku kaget karena tiba-tiba Firman mendekapku dari belakang. Diremasnya kedua payudaraku dengan kedua tangannya. Setelah puas meremas payudaraku, tangan kanannya merayap turun dan sampai dibibir Memek ku. Jari telunjuknya mulai masuk mengaduk-aduk lubang Memek ku.
Beberapa saat kemudian diangkatnya kakikiriku
dengan tangan kanannya, keseimbanganku pun hilang tanganku meraih pinggiran bak
mandi dan bertumpu disitu. Yang membuatku tambah kaget, Firman memasukkan
batang kontol nya ke lubang Memek ku dari belakang.
“Oohh… Fir…” Jeritku saat batang kontol Firman
masuk kedalam lubang Memek ku.
Firman mulai
menggoyangkan pantatnya. Baru pertama kali ini aku merasakan bersetubuh dalam
posisi ini, ada rasa nyeri bercampur nikmat. batang kontol Firman terasa
panjang sekali masuk dalam Memek ku. Kembali terasa ada ruang dalam Memek ku
yang selama ini belum tersentuh sekarang ditembus oleh batang kontol panjang
dan besar milik Firman ini. Rasa nyeri telah sirna sekarang yang terasa adalah
nikmat luar biasa.
Firman terus saja memaju-mudurkan pantatnya, semakin lama semakin cepat.
Firman terus saja memaju-mudurkan pantatnya, semakin lama semakin cepat.
“Plok…. Plok…. Plok…. Plok….Plok….Plok….Plok….Plok….Plok….”
Bunyi peraduan goyangan kontol firman dengan
memekku. Aku pun tak kalah ganas sambil Firman terus menggoyangkan pantatnya
aku pun memberikan perlawanan dengan mengoyangkan pantatku yang semakin lama
semakin liar. Aku semakin bergairah dan racauku pun semakin menjadi-jadi.
“batang kontol mu nikmat
Fir..” Jeritku
“Nikmat mana sama punya suamimu” Tanya Firman
“Jangan lecehkan aku Fir…” Jawabku
“Kamu nggak mau dilecehkan ya” Tanya Firman dengan semakin mempercepat goyangannya.
“Nikmat mana sama punya suamimu” Tanya Firman
“Jangan lecehkan aku Fir…” Jawabku
“Kamu nggak mau dilecehkan ya” Tanya Firman dengan semakin mempercepat goyangannya.
Aku yang sudah terlanjur nikmat menjawab.
“Ooohhh… lecehkan saja
aku Fir…Ooohh…” Jeritku
“batang kontol mu lebih nikmat dari punya suamiku Fir, lebih besar, lebih panjang Ooohh….” Racauanku sudah semakin lupa diri.
“batang kontol mu lebih nikmat dari punya suamiku Fir, lebih besar, lebih panjang Ooohh….” Racauanku sudah semakin lupa diri.
Akhirnya…
“Aku keluar
Fir…Ooohhh….” Jeritku
“Aku juga keluar Yoh” Sambung Firman. Setelah beristiraha sejenak dikamar mandi, kami pun mandi bersama-sama.
“Aku juga keluar Yoh” Sambung Firman. Setelah beristiraha sejenak dikamar mandi, kami pun mandi bersama-sama.
Demikianlah cerita
pereslingkuhan sesat ini para pembaca yang
budiman. Permainan selingkuh ngentot ini berlangsung selama Frans suamiku
meyelesaikan studi nya dari luar negeri hingga kembali ke pelukan ku, dan
kehidupan seks ku dan suamipun kembali normal hingga aku dan Frans melakukan
sehari ngentot 5x, ternyata suamiku tidak kalah hebat dengan Firman. Suamiku
akhirnya mencapai puncak kesuksesannya menjadi Vince Manager diperusahaannya.
Sementara kudengar kabar terakhir Firman telah menikah dan tinggal di Bali juga
mencapai sukses dalam karir nya.
0 komentar :
Posting Komentar