Ini adalah yang paling
panas dan hot, dan terjadi pada seorang cewek cantik sekaligus masih ABG. Hal
biasa terjadi pada kantor yang memiliki sekretaris cantik atau asisten yang
montok, dan mengundang nafsu birahi sang bos untuk menyetubuhi gadis tersebut.
SImak cerita sex berikut ini, gak boleh tegang ya kontolnya, atau bagi cewek
gak bolek mastrubasi di tempat umum :p
Saya merupakan seorang
karyawan di Bank yang ada di kampus (di sebuah universitas). Saya mempunyai
pengalaman yang tak akan saya lupakan. Saya telah menyetubuhi seorang asisten
dosen wanita. Jika dilihat, diri saya juga nggak kalah dengan mahasiswa di
kampus ini. Saya juga masih muda dan berbadan tegap. Saya memang menyukai
asisten dosen itu, saya memang suka dengan wanita yang agak kurus, tinggi,
tetapi secara proporsional “lengkap” baik ukuran payudara maupun pantatnya.
Pantatnya tidak terlalu besar namun sesuai dengan pinggangnya, wajahnya seperti
anak-anak, namun menunjukkan kecerdasan, dan kecerdasannya itulah yang
membuatku cukup bernafsu untuk memberinya kepuasan dan membuatnya lemas dalam
kepuasan.
Ceritanya begini. Sewaktu itu saya pulang kerja pada jam lima sore, saya lihat dia sedang menunggu hujan agak mereda pada hari itu, kita mengobrol karena dia dan aku searah. Saya ditawari untuk ikut serta dengan mobilnya. Di mobil kami bercerita tentang segala macam. Saya merasa ingin sekali bercerita terus. Singkat cerita mobil yang membawa kami telah tiba di sebuah perempatan di mana saya harus turun, tetapi di luar masih hujan, dia memaksa untuk dapat mengantarkan saya sampai rumah karena jaraknya agak dekat. Tiba di rumah saya menawarkannya untuk masuk, dia akhirnya mau dengan keperluan untuk meminjam kamar kecil yang kemudian saya mengetahuinya digunakan untuk mengganti panty shield.
Ceritanya begini. Sewaktu itu saya pulang kerja pada jam lima sore, saya lihat dia sedang menunggu hujan agak mereda pada hari itu, kita mengobrol karena dia dan aku searah. Saya ditawari untuk ikut serta dengan mobilnya. Di mobil kami bercerita tentang segala macam. Saya merasa ingin sekali bercerita terus. Singkat cerita mobil yang membawa kami telah tiba di sebuah perempatan di mana saya harus turun, tetapi di luar masih hujan, dia memaksa untuk dapat mengantarkan saya sampai rumah karena jaraknya agak dekat. Tiba di rumah saya menawarkannya untuk masuk, dia akhirnya mau dengan keperluan untuk meminjam kamar kecil yang kemudian saya mengetahuinya digunakan untuk mengganti panty shield.
Singkat cerita, mungkin setelah
tertarik kami saling bertatap-tatapan di depan kamar mandi setelah dia selesai
dari kamar mandi, aku langsung menerjang bibirnya. Kuhisap mulut dan bibirnya
yang lembut, tercium aroma tubuhnya white musk, tanganku bergerak merangkulnya
dia memegang bahu dan otot bisep dan trisepku. Rupanya dia juga tertarik dengan
tubuhku yang atletis, karena rambutnya sebatas leher, kusibakkan rambutnya ke
belakang sehingga bisa kulihat belakang kupingnya dan tengkuknya. Lalu kutarik
perlahan hisapan mulutku pada bibirnya, dia menampar lalu kucium leher pada
bagian bawah lehernya. Rupanya dia sungguh menikmatinya. Perlahan
jari-jemarinya membuka kancing bajuku lalu tangannya masuk di sela-sela dan
mengelus dadaku, terasa jantung dan darahku mendesir, sementara keadaan di luar
rumah hujan dan dingin.
Tangan kananku mencoba mencari
ritsluiting roknya di bagian belakang roknya. Setelah kutemukan, kuturunkan
perlahan, tangan kirinya kemudian memegang tanganku sebagai tanda tak setuju.
Tetapi karena itu kupindahkan lagi bibirku untuk kembali mencium dalam-dalam
bibirnya yang tipis itu. Nafas menderu dan berdesah, sementara semakin rapat
saja payudaranya menekan dadaku. Kali ini berhasil kuturunkan ritsluiting
roknya, kemudian ia melangkahi keluar dari lingkaran roknya yang telah turun ke
lantai.
Lama juga aku mencium gadis ini,
mungkin ada hampir 3 sampai 10 menit kemudian aku menatap matanya. Tak ada
keraguan dari dirinya, kemudian kuangkat dan kugendong dia ke kamar, sampai di
kamar kutaruh dia perlahan ke tempat tidur. Sementara kuturunkan celana
panjangku. Kupeluk dia, kucium rambutnya sementara kubuka baju kemudian kaus
dalamnya, kulihat kulitnya putih sekali. Kemudian ia mengisyaratkan aku untuk
menggunakan kondom, tetapi aku tidak punya, kemudian ia menepuk pipiku dan
menarik pipiku sampai mulutku monyong. “Gue nggak mau resiko, dasar anak
nakal”, kemudian dia keluar kamar sambil hanya mengenakan pakaian dalam.
Kemudian dia kembali sudah membawa beberapa kondom yang salah satunya sudah dia
buka dengan cara digigit di depanku. Kemudian dia duduk di pahaku, sementara
aku sudah telentang.
Dia mengamati bentuk penisku yang
agak kentara, karena sudah agak mengeras di dalam celana dalam. Dia memainkan
kuku telunjuknya mengikuti bentuknya dan mengelusnya perlahan. Sementara aku
menarik CD-ku agak turun. Sehingga kini tegaklah penisku dengan perkasa dan ia
tertawa melihatnya. Dia memegang batang penisku dengan tangan kirinya dan
mengelus-elusnya perlahan. Aliran darah menuju penisku semakin bertambah
tegangnya, sehingga terlihat urat-urat di sekitar batangnya. Lalu tanganku
ditariknya untuk memegang penisku sementara dia memasangi kondom itu dengan
kedua tangannya. Maklum penisku diameternya hampir sama dengan botol Aqua Rp
1000-an, namun panjangnya hampir sama dengan botol Aqua yang Rp 1500-an.
Akhirnya usaha untuk memasukkan kondom itu berhasil lalu dia bergerak maju dan
agak berdiri setengah jongkok. Kemudian aku mengarahkan kepala penisku yang
terselaputi itu ke arah lubang vaginanya. Dia tidak membuka celana dalamnya,
dia hanya menyampingkan sedikit bagian bawah celananya, tetapi dia menarik
panty shield-nya dan membuangnya ke lantai. Dia turun sedikit sehingga kepala
penisku terbenam pada bagian kemaluannya. Agaknya dia berteriak tertahan dan
berdesis, “Sshh.. ahkk”, sepertinya memang agak rapat otot-otot kewanitaannya.
Dia bangun lalu menyuruhku untuk
melakukan petting kembali. Tangannya menarik tanganku untuk meremas-remas
payudaranya yang memang agak kecil dan bila ia tiduran tambah tidak terlihat
tetapi tetap saja membuatku bertambah nafsu melihat ekspresi wajahnya.
Sementara kudekatkan wajahku untuk mencium bibir dan lehernya. Tangan kiriku
bergerak turun ke balik celana dalamnya yang berwarna putih. Kuikuti alur garis
bibir kemaluannya turun kemudian ke atas agak menyelip masuk sedikit ke dalam,
kemudian naik ke atas agak di atas liang kenikmatannya. Kucari benjolan kecil
yang kemudian dapat kusentuh-sentuh dan kugerak-gerakkan, seiring itu dia
bergerak-gerak tanpa sengaja dia menggigit bibirku, aku menarik wajahku dengan
reflek. Tanganku yang tadinya kugunakan untuk meraba payudaranya, kugunakan
untuk menarik bibirku agar terlihat dengan mataku, “Sorry nggak sengaja”,
katanya.
Langsung saja kutarik celana dalamnya
turun sampai ke betis, lalu kulihat bagaimana kemaluannya masih ditumbuhi bulu
yang tidak terlalu lebat, halus namun merata. Lalu warna merah jambu bibir
kemaluannya dengan bagian pantat yang tidak gemuk ia terlihat seperti
anak-anak. Langsung saja kutindih tubuhnya namun kujaga agar ia tidak langsung
kaget menerima beban tubuhku. Kepala penisku kuarahkan ke arah bagian
kemaluannya, tetapi aku kembali menciumi bibirnya dengan bibirku yang agak
berdarah. Agak asin kurasakan kini, waktu itu penisku tidak masuk melainkan
kegesek di luar saja kemudian kuangkat pantatku dan kulebarkan pahanya.
Sementara tangan kananku meraih
bantal dan kuletakkan dibawah pinggang Desy, (oh ya namanya Desy) sehingga agak
terangkat. Kemudian kuarahkan masuk kepala penisku sedikit demi sedikit
kurasakan hangatnya “di kedalaman”. “Aakh.. shh..” aku atau dia yang berdesis,
aku sudah tidak ingat. Tak sampai penuh masuk, kutarik lagi penisku dan
kulebarkan kembali pahanya dan kumasukkan kembali penisku dengan agak memaksa.
“Oouch”, ujarnya. Kutarik ke atas pantatku kemudian kubenamkan kembali penisku
setelah beberapa kali terulang kutarik agak keluar dan kemudian kudesak sangat
dalam sampai pangkal atau buah zakarku tertekan pada lubang duburnya.
Selama kejadian itu berlangsung
tangan dia memelukku dengan erat namun seakan melemah ketika pinggangku
kuangkat naik. Saling tarik nafas terjadi bagai sebuah kancah berebut oksigen
sehingga beberapa menit kemudian desakan dari dalam tak bisa kutahan dan
kulepaskan saja semuanya. Nafasku terengah-engah, putus-putus, tak lama
kemudian aku merasakan rasa tolakan serta desakan yang kuat dari dalam vagina
Desy. Keringat dingin terasa di tubuhku dan kejang-kejang serta ekspresi lain
yang tak kuingat dan kulihat karena aku merem menyertai pada diri desy.
“Ooohh.. shh”, kemudian dia memelukku erat walaupun terasa desakan dari dalam
kuat tetap saja tak mampu mengeluarkan penisku, malah jadinya kutekan sekuatku
ke dalam. Lalu tak terasa aku tertidur lemas sampai akhirnya ia menggeserku
agar pindah dari atas tubuhnya. Penisku terangkat dan bersandar di pahanya.
Kuberikan isyarat untuk mencopot kondomnya, ia kemudian melakukannya. Kupegang
penisku dan kugerak-gerakkan, “Berani nggak?” kutanya. Begitu penis itu
dipegangnya ia baru terkena di bibirnya dan terjilat sekali, dia kemudian
muntah di lantai. “Pusing ah..” iya memang karena seharian kerja aku juga
sempat kunang-kunang, setelah mencapai klimaks.
Singkatnya hubungan itu kami
lanjutkan sampai sekarang, dan kita sama-sama memuaskan satu sama lain. Tetapi
kasihan dia sepertinya capai. Akhirnya tetap saja kupandangi dengan suatu
keinginan ke arah bagian belakang pantat mungilnya itu ketika ia berbalik arah
untuk pergi.
0 komentar :
Posting Komentar